Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan keputusan pemerintah untuk menambah penyaluran bansos berada di tangan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, biasanya akan ada Rapat Terbatas (Ratas) untuk membahas hal ini.
Dia juga menyoroti jumlah penyaluran bansos beras tahun ini yang cukup sedikit dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Misalnya dibandingkan 2023 pada saat bansos beras pertama kali digulirkan, saat itu bansos digelar 9 kali.
Kemudian pada 2024, bansos beras digulirkan selama 7 kali. Sementara pada tahun ini, Prabowo baru merestui penyaluran bansos beras dilakukan pada 2 bulan, yaitu Juni dan Juli, sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
“Iya, ada (kemungkinan bansos digulirkan lagi). Sebelumnya (2023) tujuh, kemudian (2024) sembilan, sekarang (2025) baru dua,” kata Arief di Kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (7/8).
Dia menjelaskan presiden biasanya mempertimbangkan kebutuhan untuk menentukan penyaluran bansos beras.
“Tergantung Pak Presiden, kan biasanya ada Ratas kan. Disesuaikan mungkin sama kebutuhan. Bukan berarti nggak ada lagi, Tapi biasanya diputuskannya (di Ratas),” jelas Arief.
Bansos Beras Juni-Juli Belum Rampung
Dalam kesempatan yang sama, Arief juga menanggapi penyaluran bansos beras Juni dan Juli yang belum rampung, meski bulan Agustus telah tiba.
Arief menyoroti pelaksanaan program seperti ini berkaitan dengan perencanaan dan pendanaan. Menurutnya, jika anggaran dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum diterima, maka program belum bisa dieksekusi.
Arief mengatakan pada kondisi penyaluran bansos beras Juni dan Juli baru bisa dimulai pada Juli. Hal ini yang membuat penyaluran bansos beras Juni dan Juli belum rampung.
“Waktu itu baru bisa dieksekusi Juli. Kan Setiap kegiatan itu harus ada anggarannya, ada perencanaannya. Kalau anggarannya belum ada, belum ada hilalnya, ya jangan dikerjakan dulu,” tutur Arief.
Berdasarkan data Bapanas per 5 Agustus 2025, penyaluran bansos beras 10 kg untuk 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada Juni dan Juli 2025 telah capai 300,3 ribu ton atau 82,15 persen dari total target 365,5 ribu ton.