PROGRAM digitalisasi pembelajaran melalui penggunaan Interactive Flat Panel atau perangkat TV interaktif sudah menyasar sekolah luar biasa (SLB). Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyatakan perangkat ini dapat membantu menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan menyenangkan, termasuk bagi murid-murid berkebutuhan khusus.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Salah satu guru SLB B-C Alfiany, Jakarta Barat, Melda Novitasari, menuturkan dampak positif TV interaktif bagi dirinya maupun para murid. “Murid kami rata-rata merupakan murid tunagrahita, tunarungu, dan autis. Mereka memiliki persoalan daya fokus yang rendah. Tapi dengan TV interaktif ini, mereka jauh lebih fokus saat belajar,” kata Melda dikutip dari keterangan resmi pada Jumat, 19 September 2025.
Melda mengatakan bahwa SLB B-C Alfiany melayani anak tunagrahita, autis, dan tunarungu, dan kini telah menggunakan TV interaktif di seluruh kelas, mulai dari jenjang SDLB hingga SMALB. Para guru mengatur penggunaannya agar lebih efektif dan sesuai tujuan pembelajaran.
“Saya biasanya menggunakan TV interaktif untuk pembelajaran matematika. Selain itu, kami juga mengajarkan Al-Qur’an digital melalui TV interaktif ini, dan anak-anak lebih senang serta antusias dalam belajar,” ujar Melda.
Hal serupa juga dirasakan di SLBN 1 Jakarta. Salah seorang gurunya bernama Eko Wahyu Wijoyo Kusuma, menuturkan bahwa secara bergantian, setiap kelas memanfaatkan TV interaktif untuk mendukung pembelajaran bagi murid dengan berbagai kebutuhan khusus.
“Penggunaan TV interaktif ini membuat pembelajaran lebih menarik, karena pendekatan visual dan audio, serta interaksi dalam penggunaannya,” tuturnya.
Menurut dia, papan digital interaktif itu mendukung pendekatan multisensori yang menjadi prinsip utama pembelajaran di sekolah tersebut. “Prinsip kami adalah pembelajaran diferensiasi sesuai kemampuan setiap anak. Dengan papan interaktif ini, guru bisa menyesuaikan materi dengan kemampuan masing-masing murid,” kata Eko.
Eko juga menambahkan, fitur lengkap papan digital interaktif juga mempermudah guru karena fungsi laptop, LCD, speaker, dan papan tulis tersedia dalam satu perangkat sehingga memudahkan persiapan pembelajaran.
Sebagai informasi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus menyalurkan perangkat IFP ke sekolah, termasuk SLB, sebagai bagian dari program digitalisasi pembelajaran. Program ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang Percepatan Pelaksanaan Program Pembangunan dan Revitalisasi Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Pembangunan dan Pengelolaan Sekolah Menengah Atas Unggul Garuda, dan Digitalisasi Pembelajaran.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kemendikdasmen, Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa tahun ini ada 2.360 SLB yang menjadi target program tersebut. “Saat ini kami dalam proses pengiriman TV interaktif, terutama untuk wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten,” kata Tatang.
Ia berharap SLB penerima bantuan dapat memanfaatkan perangkat ini untuk mendukung pembelajaran di kelas. “Dengan demikian, guru bisa menciptakan suasana belajar yang lebih efektif dan bermakna, serta mengembangkan potensi murid,” ujar dia.