PERWAKILAN Aliansi Perempuan Indonesia Luviana mendesak Presiden Prabowo Subianto menuntaskan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama September dalam sejarah Indonesia. Terlebih lagi, menurut Luviana, peristiwa September Hitam ini masih terjadi hingga sekarang.
September Hitam merupakan peringatan atas rentetan kejadian tragis dan mengenaskan yang dialami rakyat pada setiap September. Luviana mengatakan, peristiwa kelam di bulan kesembilan ini kembali terjadi dalam demonstrasi berujung kerusuhan pada tahun ini.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Berdasarkan catatan Aliansi, selama gelombang unjuk rasa yang berlangsung pada 25 Agustus hingga awal September, sebanyak 10 orang tewas, ribuan demonstran ditangkap aparat, serta ribuan masyarakat mengalami luka-luka.
Tak hanya itu, dia mengatakan, demonstrasi atas kenaikan tunjangan Dewan Perwakilan Rakyat dan reformasi kepolisian itu membuat 20 orang dinyatakan hilang. "Terjadi juga kasus kekerasan yang menimpa puluhan jurnalis," kata Luviana dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu, 10 September 2025.
Dia mendesak kepada pemerintah untuk berbenah, sehingga peristiwa kekerasan yang dialami masyarakat pada September tak terus-menerus terjadi. "September Hitam ini jangan lagi menjadi pengulangan," ujar dia.
Dalam sejarah Indonesia, terdapat sejumlah peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi pada September yang dilakukan oleh negara terhadap rakyat. Misalnya, peristiwa 30 September 1965, peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, hingga tragedi Semanggi II yang terjadi pada 24 September 1999.
Luviana juga menyebutkan peristiwa pembunuhan aktivis HAM bernama Munir Said Thalib. Pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan ini dinyatakan tewas terbunuh akibat diracun pada 7 September 2004.
Dia mengatakan sudah 20 tahun sejak kematian Munir, tapi pemerintah belum mampu menyelesaikan kasus ini. "Bahkan belum menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan kasus Munir," ujarnya.
Peristiwa September Hitam lainnya ialah pembunuhan Salim Kancil, petani asal Lumajang, Jawa Timur yang tewas pada 26 September 2015. Aliansi Perempuan Indonesia juga mencatat terjadi peristiwa September Hitam pada 2019, yaitu saat brutalitas aparat di unjuk rasa bertajuk Reformasi Dikorupsi.