Washington (ANTARA) - Sekelompok aktivis pro-Palestina menggelar aksi protes di depan kantor pusat sejumlah media besar Amerika Serikat di Washington, DC, dengan menuduh media-media tersebut menyampaikan pemberitaan yang bias terkait perang genosida Israel di Gaza.
Aksi tersebut berlangsung pada Selasa (5/8) di 400 North Capitol Street, tepat di depan kantor NBC, Fox News, MSNBC, The Hill, dan lainnya. Para demonstran membawa sejumlah poster yang bertuliskan “Hentikan keterlibatan media dalam genosida” dan “Media berdusta, kematian di Gaza.”
“Selama lebih dari 22 bulan, Gaza telah berada di bawah serangan tanpa henti, dengan puluhan ribu orang tewas, banyak di antaranya adalah anak-anak. Namun banyak media yang masih bungkam, menghindar, atau terlibat,” kata penyelenggara aksi, Hazami Barmada.
“Apa yang keluar dari gedung ini membentuk berita yang dipercaya dunia, dan saat ini, berita-berita itu sedang membunuh orang,” lanjutnya.
Barmada mengkritik pemberitaan yang menggunakan bahasa pasif seperti “orang-orang kelaparan” alih-alih menyebut “Israel membuat orang-orang kelaparan,” serta menambahkan bahwa itu “menormalkan kematian massal” dan mengesampingkan suara-suara dari Palestina.
Menurut pejabat lokal, Israel telah membunuh lebih dari 61.000 warga Palestina yang kebanyakan perempuan dan anak-anak, sebagai balasan atas serangan kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan hampir 1.200 warga Israel dan menyebabkan sekitar 250 orang disandera.
Kampanye militer brutal Israel telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, melumpuhkan sistem kesehatan, dan menyebabkan kekurangan pangan secara luas.
Israel telah memberlakukan blokade terhadap Gaza selama 18 tahun, dan sejak 2 Maret menutup seluruh perlintasan perbatasan, memblokir masuknya bantuan kemanusiaan dan semakin memperburuk kondisi yang sudah sangat buruk di wilayah kantong tersebut.
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.