Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) membuka peluang besar bagi dunia medis, terutama dalam mendorong inklusivitas akses layanan kesehatan.
Teknologi ini dinilai mampu menjadi terobosan penting bagi negara berkembang seperti Indonesia. Dengan ribuan pulau yang tersebar di seluruh wilayah, masih banyak daerah yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
Direktur Inovasi dan Strategi Ipsos Indonesia, Karthik Narayan, menilai kemudahan akses AI dapat membantu menjangkau masyarakat yang sulit memperoleh layanan medis.
"AI bisa menjangkau wilayah-wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh dokter. Ini akan sangat ampuh bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia dan banyak negara Asia Tenggara lainnya," ujar Karthik dalam acara "AI-Driven Innovation: Unlocking New Horizon" pada Selasa, 12 Agustus 2025.
Dia, menambahkan, masih banyak penduduk yang tinggal di daerah terpencil tanpa layanan kesehatan berkualitas. Bahkan, ada yang harus menyeberangi pulau hanya untuk mendapatkan perawatan.
"Di sinilah kekuatan AI, untuk menjangkau wilayah di mana dokter manusia tidak bisa hadir," tambahnya.
AI Mempercepat Diagnosa di Wilayah Sulit Akses
Selain memperluas jangkauan layanan, AI juga dinilai mampu mempercepat proses diagnosis pasien di daerah yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Menurut Karthik, masih banyak orang yang tinggal di daerah terpencil yang sering terlambat menerima pemeriksaan medis karena jarak yang harus ditempuh untuk sampai ke layanan kesehatan.
Karthik menyoroti kondisi pembangunan yang tidak merata sebagai salah satu penyebab sulitnya menjangkau orang-orang yang tinggal di area terpencil.
"Untuk menjangkau orang yang tidak di daerah terpecil, di mana mereka memiliki keterbatasan untuk akses ke kota, ke Rumah Sakit, semuanya terbatas. Ini memakan waktu. Jadi, hadirnya AI ini dapat mempercepat proses diagnosis mereka," katanya.
Hadirnya AI memudahkan pemeriksaan medis, karena pasien tidak perlu menempuh jarak yang jauh dan memakan waktu. Karthik mengatakan bahwa hadirnya AI di sektor medis bagi negara berkembang, seperti Indonesia sangatlah penting.
"Meskipun mereka tidak dapat mengubungi layanan medis, karena jarak yang jauh, dengan kehadiran AI, data (kondisi kesehatan) mereka bisa didapatkan lebih cepat. Ketika membutuhkan layanan darurat juga akan lebih cepat," kata Karthik.
Pentingnya Kombinasi AI dan Sentuhan Manusia
Meskipun AI membawa potensi yang besar, tetapi AI tidak boleh digunakan sepenuhnya untuk menggantikan peran manusia di bidang kesehatan. AI sudah seharusnya digunakan sebagai mesin pembantu tugas tenaga medis.
"Kecerdasan manusia ditambah kecerdasan buatan adalah pilihan yang sangat baik," ujar Karthik.
Meskipun AI bisa mendiagnosis gejala-gejala yang muncul, Karthik mengingatkan agar keputusan medis dan tindak lanjut medis sepenuhnya harus berasal dari ahli. AI hanya sebuah mesin yang membantu tugas dokter menjadi lebih optimal.
"Seperti contoh, memeriksa lebih awal untuk melihat apakah ada tumor, kanker, penyumbatan darah, tentu saja dengan AI," kata Karthik.
AI sendiri disebut sebagai mesin, sedangkan manusia adalah bahan bakarnya. Informasi yang disampaikan oleh AI tentu saja berasal dari manusia, sehingga kombinasi terbaik antara kecerdasan manusia dan AI sangat penting untuk diperhatikan.