Moskow (ANTARA) - Otoritas Afghanistan telah memutus akses internet bagi pengguna pribadi maupun lembaga pemerintah di Provinsi Balkh, wilayah utara negara itu, atas perintah Pemimpin Tertinggi Haibatullah Akhundzada untuk mencegah “tindakan tidak bermoral.”
Situs Tolo News pada Selasa (16/9) menuturkan bahwa provinsi Balkh berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa dengan sekitar setengahnya tinggal di pusat administratifnya, Mazar-i-Sharif, yang merupakan salah satu dari lima kota terbesar di Afganistan.
Balkh sebagian besar dihuni oleh kelompok etnis minoritas seperti Uzbek dan Tajik yang umumnya tidak berbahasa Pashto.
Menurut laporan tersebut, Gubernur Balkh Mohammad Yousuf Wafa telah menginstruksikan penyedia layanan internet untuk menghentikan operasional mereka, sesuai instruksi dari pemimpin tertinggi.
Larangan tersebut muncul sekitar satu pekan setelah akses internet sebelumnya diputus di kantor-kantor pemerintahan seperti kantor bea cukai dan imigrasi. Ada juga kemungkinan larangan internet ini akan meluas ke provinsi-provinsi lain.
Sementara itu, menurut otoritas Balkh, enam menteri dari pemerintahan pusat akan melakukan perjalanan ke Kandahar pada Selasa untuk menilai dampak penutupan perusahaan Afghan Telecom dan pemutusan akses internet di kawasan tersebut.
Administrasi daerah itu juga dilaporkan tengah mencari alternatif dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan internet masyarakat.
Kecepatan internet juga dilaporkan sudah menurun di Provinsi Herat, wilayah barat Afganistan yang mayoritas penduduknya berasal dari etnis Tajik.
Sumber: Sputnik/RIA Novisti-OANA
Baca juga: Kunjungi Kabul, delegasi AS gelar pertemuan dengan Menlu Afghanistan
Baca juga: Jubir: China segera kirim bantuan ke Afghanistan yang dilanda gempa
Baca juga: WHO kirim 35 ton bantuan medis ke Afghanistan pascagempa
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.