Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin, mengaku hampir menjadi korban penipuan dengan modus layanan KTP digital. Ia menceritakan, kejadian itu berawal ketika dirinya mendapat telepon dari seseorang yang mengaku petugas Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil).
“Iya, lagi dalam perjalanan ada yang telepon. Ada yang telepon, dia menanyakan identitas kita benar apa enggak yang ditelepon, kemudian rumahnya, alamatnya di jalan ini apa bukan, kayak gitu. Terus setelah itu baru dia menyampaikan bahwa kita termasuk salah satu yang akan mendapat pelayanan KTP digital,” kata Arifin saat dihubungi kumparan, Jumat (19/9).
Arifin menjelaskan, penelepon tersebut kemudian menyebut ada proses validasi yang harus dilalui untuk pembuatan KTP digital. Tak lama, ia kembali ditelepon oleh pihak lain yang mengaku dari Dukcapil.
“Setelah itu baru disampaikan bahwa ini ada pengalihan untuk pembuatan KTP digital. Nah, cuma untuk mendapatkan KTP digital, nanti katanya akan diundang ke Kecamatan Cengkareng. Nah, untuk diundang ke Cengkareng itu mereka menyampaikan hari ini harus dilakukan validasi untuk mendapatkan nomor barcode,” ujarnya.
Menurut Arifin, pelaku kemudian mengarahkannya untuk membagikan layar ponsel. Namun, ia menolak karena menyadari adanya kejanggalan dalam arahan tersebut.
“Nah, saya ikutin, keluarlah tuh pilihan. Rupanya pilihannya untuk berbagi layar. Ya, setelah berbagi layar, kalau kita pencet tuh berbagi layar, udah, pasti dimanfaatkan oleh yang bersangkutan,” tutur Arifin.
“Nah, karena saya enggak mau kan, berbagi layar seperti itu. Karena kalau berbagi layar kita enggak dapat lihat dia, dia bisa lihat kita, kan gitu. Nah makanya saya bilang, ‘Anda penipu nih!’ Saya bilang, ‘Enggak boleh begitu,’” tutur Arifin.
Arifin sempat menanyakan identitas pelaku, namun justru mendapat jawaban yang menguatkan kecurigaannya.
“Karena saya tanya kecamatannya di mana, siapa nama camatnya, malah dia marah-marah sebelumnya itu. ‘Bapak, saya enggak ada punya waktu untuk jawab pertanyaan Bapak, siapa camat segala macam.’ Begitu. Wah, ini udah pasti menipu deh ini,” lanjutnya.
Usai kejadian, Arifin mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak kepolisian. Namun, pelacakan nomor telepon dinilai sulit karena biasanya digunakan dalam waktu singkat.
“Sebenarnya saya sudah sempat bicara-bicara sama teman-teman dari kepolisian ya. Bahwa yang seperti itu memang jaringannya sudah banyak sekali. Dan memang agak sulit katanya untuk melacak penggunaan nomor-nomor handphone semacam itu karena mereka informasinya menggunakan nomor-nomor handphone yang punya waktu singkat,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap modus serupa.
“Yang penting kitanya waspada, artinya kalau ada orang-orang yang kita tidak kenal, mengarahkan ini itu segala macam di handphone kita, ya jangan diikutin,” ucapnya.
Arifin juga membagikan rekaman percakapan itu di media sosialnya untuk memberi edukasi kepada masyarakat. Ia menyebut, sejumlah warganet menuturkan pernah menjadi korban dengan kerugian finansial.
“Ternyata kan ketika saya tayangkan di aku...