Warga Gaza City berbondong-bondong mengungsi di tengah serangan Israel yang semakin intens. Dikutip dari Al Jazeera, Jumat (19/9), kendaraan warga mulai memenuhi jalan di pesisir al-Rashid yang menuju ke arah selatan.
Karena banyaknya kendaraan yang ingin menuju ke arah selatan, lalu lintas menjadi macet dan kendaraan tidak bergerak sama sekali.
Warga yang takut karena serangan Israel meninggalkan Gaza City di Gaza utara. Mereka mengambil barang apa pun yang dapat dibawa bersama mereka. Truk-truk juga dipenuhi dengan keluarga-keluarga yang terpaksa mengungsi bersama barang-barang mereka, termasuk tangki air.
Perjalanan dari pusat Gaza City ke al-Mawasi biasanya yang biasanya hanya 50 menit kini memakan waktu hingga 7 jam. Israel menyebut al-Mawasi sebagai zona kemanusiaan.
Ini merupakan perjalanan yang melelahkan bagi semua orang, termasuk lansia dan anak-anak. Yang paling rentan adalah mereka yang mengalami kompilasi kesehatan, karena mereka harus meninggalkan rumah sakit di Gaza City.
Sementara itu, UNRWA menyoroti tingginya biaya yang harus dikeluarkan penduduk Gaza untuk mengungsi dari serangan Israel.
"Bahan bakar langka, tempat penampungan perlengkapan UNRWA dilarang selama hampir 7 bulan. Tempat penampungan penuh sesak dan sulit ditemukan," kata UNRWA dalam pernyataannya.
Situasi ini semakin diperparah, lanjut UNRWA, karena penduduk Gaza tidak lagi memiliki penghasilan sejak Israel menyerah Gaza 2 tahun lalu.
"Bawa bantuan kami masuk," tegas UNRWA.