Jakarta (ANTARA) - Ketua Yayasan filantropis Maemuna Center Indonesia (Mae-C) Onny Firyanti Hamidi mengatakan tim pendahulu Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia untuk Gaza, yang tiba di Mesir mulai membangun jaringan dengan para pemasok setempat.
"Sebagai pendahulu, tim ini akan bertugas membuka jaringan di Mesir, terutama supplier material yang diperlukan dalam pembangunan RSIA Indonesia di Gaza," kata Onny saat konferensi pers Persiapan RSIA Indonesia di Gaza di Jakarta, Selasa.
Onny menjelaskan bahwa tim tersebut terdiri dari tiga orang relawan berpengalaman, yakni Edi Wahyudi sebagai ketua tim dan dua anggota lainnya Abdurrahman Parmo dan Fikri Rofi’ulhaq.
"Mereka adalah sosok yang sebelumnya turut berkontribusi dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, yang hingga saat ini masih berdiri meski berulang kali menjadi target serangan Zionis," katanya.
Selain membuka jalan awal pembangunan RSIA Indonesia, tim tersebut juga akan melakukan kerja sama dengan lembaga kemanusiaan di Mesir, di antaranya Program Pangan Dunia di Mesir (WFP).
Onny menegaskan bahwa keberangkatan ini bukan hanya mewakili lembaga atau individu saja, namun membawa nama seluruh bangsa Indonesia sekaligus menjadi suara kemanusiaan global yang menolak genosida dan mendukung kebebasan rakyat Gaza.
"Keberangkatan tim advance bukan hanya mewakili Aqsa Working Group atau Maemuna Center saja, melainkan juga mewakili seluruh bangsa Indonesia, bahkan seluruh jiwa yang marah karena genosida di Gaza," ucapnya.
Sementara itu, Edi Wahyudi yang hadir secara daring dari Mesir, mengatakan masih melakukan upaya membangun jaringan dengan para supplier setempat di tengah kondisi cuaca yang mencapai 40 derajat Celcius.
"Alhamdulillaah persiapan pertemuan dengan supplier, baik bahan material maupun peralatan medis, masih berjalan dan beberapa di antaranya masih menunggu. Kami juga bekerja sama dengan lembaga di bawah PBB di Mesir," katanya.
Ia menambahkan bahwa selama di Mesir, Duta Besar RI di Kairo Lutfi Rauf, juga turut membantu serta mengerahkan jajarannya untuk ikut andil dalam pertemuan dengan para supplier setempat.
"Dubes berharap rumah sakit kedua Indonesia di Gaza ini segera terwujud," katanya.
Kemudian, Presidium AWG Rifa Berliana Arifin menambahkan bahwa pihaknya akan mencari supplier lainnya di luar Mesir, semisal negara-negara Eropa.
"Yang bersifat subkontrak, kami akan bekerja sama dengan vendor-vendor di luar Gaza. Misal untuk alat kesehatan bisa jadi dari Eropa atau Yordania. Ini akan berjalan dinamis," katanya.
Ia menegaskan bahwa pembangunan RSIA Indonesia di Gaza akan memanfaatkan pekerja Indonesia.
"Kita pastikan pembangunan RSIA menggunakan tangan Indonesia, artinya kita akan mengirim tim mulai dari engineer hingga pekerja bangunan dari Indonesia, Sehingga emosialnya lebih menyatu," katanya.
Maemuna Center secara resmi melepas keberangkatan tim advance pembangunan RSIA Indonesia di Gaza pada 14 Juli.
Mae-C merupakan bagian (sayap perempuan) dari Aqsa Working Group (AWG), lembaga kemanusiaan yang berfokus pada perjuangan rakyat Palestina dan pembelaan Masjid Al-Aqsa.
Mae-C sendiri menaruh perhatian khusus pada isu-isu perempuan dan anak-anak Palestina, serta berkomitmen memberikan solusi jangka panjang melalui fasilitas kesehatan.
Baca juga: Maemuna Center Indonesia-ISTN teken MoU rencana pembangunan RSIA Gaza
Baca juga: UIN Ar-Raniry salurkan Rp50 juta bangun rumah sakit di Gaza
Baca juga: AWG pastikan dapat dukungan pemerintah bangun RSIA di Gaza
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.