Setelah 127 tahun, ratusan permata kuno yang diyakini berkaitan dengan peninggalan Buddha akhirnya kembali ke India. Koleksi yang dikenal sebagai Piprahwa Gems of the Historical Buddha ini sempat direncanakan akan dilelang oleh rumah lelang Sotheby’s di Hong Kong pada Mei 2025.
Namun, rencana tersebut dibatalkan setelah pemerintah India mengancam akan mengambil tindakan hukum dan menuntut agar koleksi itu dikembalikan ke tanah air.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyambut kembalinya permata-permata ini dengan penuh kebanggaan. “Hari yang membahagiakan bagi warisan budaya kita! Ini akan membuat setiap warga India bangga,” tulisnya di akun X @narendramodi.
Koleksi ini terdiri dari lebih dari 300 permata berharga seperti amethyst, topaz, dan mutiara. Usianya diperkirakan berasal dari masa Kekaisaran Maurya, era Raja Ashoka, sekitar tahun 240–200 SM—masa penting dalam penyebaran ajaran Buddha di Asia Selatan.
Permata-permata ini pertama kali ditemukan pada tahun 1898 oleh William Claxton Peppe, seorang pengelola tanah asal Inggris, di sebuah stupa kuno di Piprahwa, India Utara. Bersama permata itu, ditemukan pula fragmen tulang yang diyakini merupakan sisa jasad Buddha.
Setelah tekanan dari pemerintah India, Sotheby’s membatalkan lelang dan menunjuk Godrej Industries Group—perusahaan konglomerat asal India—sebagai pembeli sah koleksi tersebut. Dengan penjualan itu, permata-permata kuno tersebut kini telah kembali secara permanen ke India dan akan segera dipamerkan untuk publik.
Kementerian Kebudayaan India menyebut proses ini sebagai contoh sukses kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta. Mereka juga menegaskan bahwa pengembalian ini sejalan dengan misi Perdana Menteri Modi untuk merayakan dan merebut kembali warisan budaya serta spiritual India dari berbagai belahan dunia.