SEBAGAI perusahaan asuransi jiwa yang memiliki komitmen terhadap keberlanjutan, AIA menyadari bahwa krisis iklim dan kesehatan saling terkait erat. Dampak perubahan iklim tak hanya terasa pada lingkungan, tetapi juga mempengaruhi kesehatan masyarakat. Salah satu dampaknya adalah peningkatan penyakit akibat kualitas lingkungan yang buruk seperti gangguan pernapasan.
Melansir data Kementerian Kesehatan, Indonesia mengalami lebih dari 187 ribu kematian setiap tahun akibat gangguan dan penyakit pernapasan, khususnya di Jabodetabek tercatat lonjakan 360% kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dalam periode 2021 hingga 2023. ISPA juga menjadi salah satu dari lima penyakit dengan jumlah klaim asuransi terbanyak di Indonesia, seperti yang dilaporkan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).
Melihat tantangan tersebut, Chief Operations Officer AIA, Benny Iskandar, menggarisbawahi urgensi bahwa di periode 2022 hingga 2023, AIA mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah klaim terkait ISPA, dengan kenaikan total pembayaran klaim sekitar 161%.
"Ini adalah indikator penting bahwa menjaga kesehatan lingkungan yang lestari tidak hanya membantu masyarakat, tetapi juga menjamin keberlangsungan industri kami,” ujar Benny dikutip dari keterangan yang diterima pada Rabu (2/10).
Merespon hal tersebut, AIA terus melancarkan berbagai upaya, salah satunya melalui program Satu Pohon Satu Polis. Program ini hadir sebagai solusi nyata untuk menanggulangi dampak perubahan iklim, sekaligus bentuk apresiasi kepada nasabah yang mempercayakan perlindungan kesehatan mereka kepada AIA.
"Melalui kolaborasi dengan mitra global seperti OneTreePlanted, dan BenihBaik.com, inisiatif ini berfokus pada penghijauan dengan dampak jangka panjang," terang Benny.
Melalui program Satu Pohon Satu Polis, saat ini AIA telah berhasil menanam lebih dari 13.000 pohon di tiga provinsi di Indonesia yaitu, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Program ini juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi lebih dari 200 warga lokal.
"Selain itu, pohon-pohon yang ditanam memiliki potensi untuk menyerap sekitar 292 ton karbon per tahun sebagai kontribusi dalam menanggulangi dampak perubahan iklim," tuturnya.
Kini AIA juga tengah melakukan tambahan penanaman sebanyak 15.000 pohon yang sedang berlangsung di Kalimantan yang bertujuan untuk memperluas dampak positif dari program ini. Dengan setiap pohon yang ditanam, AIA berharap dapat menciptakan masa depan yang lebih hijau, tidak hanya bagi bumi, tetapi juga bagi generasi mendatang.
“AIA percaya bahwa upaya kolektif untuk menjaga bumi adalah kunci bagi hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan. Mari ciptakan bumi yang lestari untuk hidup lebih sehat, lebih lama, lebih baik,” tutup Benny. (J-3)