Roti Sourdough, Si Primadona Baru Dunia Kuliner Sehat yang Punya Segudang Manfaat

Liputan6.com, Jakarta - Roti sourdough kini tengah naik daun di dunia kuliner sehat. Teksturnya yang renyah di luar, lembut di dalam, dan cita rasa asam yang khas membuat banyak orang jatuh hati.

Berbeda dari roti biasa yang menggunakan ragi instan, sourdough dibuat lewat proses fermentasi alami. Proses ini melibatkan bakteri baik dan ragi liar yang bekerja sama memecah gluten serta senyawa kompleks dalam adonan.

Hasilnya, roti lebih mudah dicerna dan memiliki nilai gizi berbeda dibandingkan roti biasa. Melansir Health pada Selasa, 11 November 2025, sourdough dikatakan lebih bernutrisi karena fermentasi membantu meningkatkan kualitas karbohidrat, protein, dan vitamin yang terkandung di dalamnya.

Selain itu, asam laktat yang terbentuk selama fermentasi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan gula darah serta mendukung kesehatan pencernaan.

Jadi, kalau kamu sering merasa kembung atau tidak nyaman setelah makan roti putih, sourdough bisa jadi pilihan yang lebih bersahabat untuk perutmu. Yuk, kenali lebih dalam berbagai manfaat roti sourdough kalau dikonsumsi secara rutin!

Salah satu keunggulan utama sourdough adalah kemampuannya membantu sistem pencernaan. Proses fermentasi alami membantu memecah gluten protein dalam gandum yang sering menyebabkan perut terasa begah atau kembung pada sebagian orang. Karena sebagian besar gluten sudah terurai, sourdough biasanya lebih mudah diterima oleh tubuh.

Sourdough juga mengandung kadar FODMAPs, Phytates, dan Tannins yang lebih rendah. Ketiga senyawa tersebut sering memicu gangguan pencernaan seperti gas, perut kembung, hingga sakit perut. 

Dengan kadar yang lebih sedikit, sourdough bisa membantu mengurangi gejala tersebut dan membuat proses cerna jadi lebih nyaman.

Sebuah ulasan pada tahun 2023 yang meneliti 25 studi menemukan bahwa orang yang mengganti roti ragi biasa dengan sourdough mengalami peningkatan signifikan dalam kenyamanan pencernaan mereka. Artinya, roti ini bukan cuma lezat, tapi juga mendukung usus bekerja lebih optimal.

Selain ramah di perut, sourdough juga baik untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Selama proses fermentasi, terbentuk asam laktat dan asam asetat yang membantu memperlambat penyerapan karbohidrat dalam tubuh. Akibatnya, lonjakan gula darah setelah makan jadi lebih terkendali.

Roti ini juga memiliki nilai Glycemic Index (GI) yang lebih rendah dibanding roti biasa. Jika GI roti putih ada di angka 71, sourdough hanya sekitar 54. 

Artinya, energi dari sourdough dilepaskan lebih perlahan sehingga kamu merasa kenyang lebih lama tanpa menyebabkan lonjakan gula yang drastis.

Kandungan serat dan protein di dalamnya juga membantu menjaga rasa kenyang dan menstabilkan energi tubuh sepanjang hari. 

Buat yang sedang berusaha mengatur pola makan atau mengontrol kadar gula darah, menjadikan sourdough sebagai pilihan karbohidrat bisa jadi langkah cerdas.

Sourdough juga bisa membantu tubuh menyerap lebih banyak nutrisi dari makanan. Proses fermentasi alami memecah senyawa antinutrisi seperti Phytates, Tannins, dan Trypsin Inhibitors. Biasanya, senyawa-senyawa ini bisa menghambat penyerapan mineral penting seperti zat besi, kalsium, dan magnesium.

Dalam beberapa penelitian, sourdough terbukti mampu menguraikan hingga 96 persen asam fitat di dalam adonan. Hasilnya, mineral dalam roti dan makanan lain yang dikonsumsi bersama roti jadi lebih mudah diserap tubuh.

Namun, meski punya banyak manfaat, sourdough bukan berarti bebas gluten sepenuhnya. Jadi, untuk yang memiliki penyakit celiac atau alergi gluten, pilihlah sourdough versi gluten-free yang dibuat dari tepung bebas gluten seperti sorgum, millet, atau quinoa. Teksturnya memang sedikit berbeda, tapi rasanya tetap nikmat dan aman dikonsumsi.

Kalau dikonsumsi dengan porsi wajar dan diimbangi pola makan sehat, sourdough bisa jadi pilihan roti yang menyehatkan.