
REKTOR Universitas Yarsi Prof Fasli Jalal mengatakan pengenalan budaya terutama pada jemaah lansia menjadi hal yang penting dilakukan dalam masa persiapan haji. Menurut Prof Fasli, mayoritas calon jemaah belum pernah bepergian lintas pulau atau mengenal berbagai macam kecanggihan suatu objek. Hal tersebut disampaikan dalam Seminar Nasional Haji di Universitas Yarsi, Jakarta, Rabu (30/7).
Kondisi tersebut kerap membuat jemaah dilanda kebingungan bahkan kecemasan. Hal ini dapat memicu demensia yang menjadi tantangan haji dari tahun ke tahun.
Ia mengusulkan agar dibuat video pendek yang berisi informasi yang tak hanya soal manasik haji, tetapi juga pengenalan-pengenalan objek yang akan mereka temui selama melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Prof Fasli mengatakan Universitas Yarsi siap untuk berkolaborasi memberikan edukasi kesehatan calon jamaah haji jika dilibatkan oleh pemerintah melalui Badan Penyelenggara Haji (BP Haji).
"Kami siap berkontribusi, terutama di bidang kesehatan, karena ini juga menjadi pembelajaran penting bagi calon dokter kami," kata Prof. Fasli.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyelenggara Haji Mochammad Irfan Yusuf mengatakan pihaknya akan melanjutkan tongkat estafet yang sebelumnya menjadi kewenangan Kemenag setelah 75 tahun mengurusi haji. Tahun 2025 menjadi tahun terakhir Kementerian Agama (Kemenag) sebagai penyelenggara ibadah haji untuk jamaah Indonesia atau sebagai regulator dan operator haji, termasuk perekrutan petugas haji.
“Insya Allah, Badan Penyelenggara Haji siap melaksanakan haji 2026,” kata Gus Irfan, sapaan Mochammad Irfan Yusuf.
Gus Irfan menyampaikan pihaknya berencana membekali para petugas haji dasar-dasar Bahasa Arab yang akan memudahkan mereka selama bertugas melayani para tamu Allah pada penyelenggaraan haji berikutnya. “Kami akan siapkan mereka, termasuk Bahasa Arab yang standar, seperti tanya jalan, tanya alamat, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan rencana BP Haji akan disiapkan petugas haji jauh-jauh hari. Mereka juga akan menjalani bimbingan teknis selama kurang lebih sebulan agar pelayanan terhadap jamaah semakin optimal.
“Kami berharap petugas haji ini kita akan siapkan jauh sebelumnya dan kami siapkan minimal satu bulan,” kata Gus Irfan.
BP Haji akan menambah alokasi petugas haji perempuan mengingat jumlah jemaah haji Indonesia didominasi oleh perempuan.(H-2)