Deolipa Yumara(Istimewa)
NAMA Deolipa Yumara mencuat tajam ke permukaan publik dan menjadi sorotan nasional saat ia ditunjuk sebagai kuasa hukum Richard Eliezer atau Bharada E dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Sosoknya yang eksentrik, dengan rambut gondrong dan gaya bicara yang lugas, membuatnya mudah dikenali dan diingat oleh masyarakat. Namun, di balik penampilannya yang nyentrik, Deolipa memiliki rekam jejak pendidikan dan karier yang cukup panjang, tidak hanya di dunia hukum, tetapi juga di bidang psikologi dan seni musik.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai siapa sebenarnya Deolipa Yumara, mulai dari latar belakang pendidikan, perjalanan karier hukumnya yang penuh dinamika, hingga sisi lain kehidupannya sebagai seorang musisi. Informasi ini disusun untuk memberikan gambaran utuh mengenai figur yang kerap melontarkan pernyataan berani di media massa ini.
Latar Belakang Pendidikan dan Awal Karier
Deolipa Yumara lahir di Jambi dan tumbuh dalam lingkungan yang membentuk karakternya menjadi sosok yang tegas namun tetap memiliki sisi humanis. Salah satu keunggulan kompetitif yang dimiliki Deolipa dibandingkan pengacara pada umumnya adalah latar belakang pendidikannya yang multidisiplin. Ia tidak hanya menguasai ilmu hukum, tetapi juga mendalami ilmu psikologi.
Deolipa diketahui pernah menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Selain itu, ia juga menimba ilmu psikologi di universitas yang sama. Kombinasi kedua disiplin ilmu ini sering kali terlihat dalam cara ia menangani klien. Pendekatan psikologis kerap ia gunakan untuk menggali keterangan dari klien atau menenangkan kondisi mental klien yang sedang tertekan, seperti yang pernah ia lakukan saat mendampingi Bharada E di masa-masa awal penyidikan yang penuh tekanan.
Sebelum namanya melambung tinggi di kasus Ferdy Sambo, Deolipa telah lama berkecimpung di dunia pengacara sejak tahun 2010. Ia resmi disumpah sebagai advokat pada tahun tersebut dan kemudian menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengacara Indonesia (API) pada tahun 2019.
Rekam Jejak Kasus Hukum Populer
Karier hukum Deolipa Yumara diwarnai dengan penanganan berbagai kasus, mulai dari kasus kriminal biasa hingga kasus yang melibatkan selebritas dan pejabat tinggi. Berikut adalah beberapa sorotan kasus yang pernah dan sedang ia tangani:
1. Kasus Bharada E (Ferdy Sambo)
Ini adalah momentum yang membuat nama Deolipa dikenal luas. Ia ditunjuk oleh Bareskrim Polri untuk mendampingi Bharada E setelah pengacara sebelumnya mundur. Selama menjadi kuasa hukum, Deolipa sangat vokal menyuarakan bahwa kliennya hanyalah tumbal dari skenario atasan. Keberaniannya mengungkap fakta ke media dinilai membantu membuka kotak pandora kasus tersebut. Namun, posisinya kemudian digantikan secara mendadak, yang memicu polemik baru berupa gugatan perdata Deolipa terhadap negara dan pihak terkait atas pencabutan kuasa tersebut.
2. Kasus Kripto Angel Lelga
Selain kasus pembunuhan, Deolipa juga pernah menangani kasus yang melibatkan selebritas Angel Lelga. Kasus ini berkaitan dengan dugaan penipuan bisnis token kripto Angel Token. Deolipa awalnya menjadi kuasa hukum Angel Lelga, namun hubungan keduanya memanas hingga berujung pada saling lapor. Deolipa bahkan sempat melaporkan Angel Lelga atas dugaan penipuan dan penggelapan.
3. Kasus Debt Collector Clara Shinta
Deolipa juga kerap hadir membela pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh arogansi oknum tertentu. Ia pernah mendampingi debt collector yang berseteru dengan selebgram Clara Shinta dan oknum kepolisian, mencoba mendudukkan perkara hukum sesuai porsinya di tengah viralnya video penarikan mobil paksa.
Sisi Lain: Musisi dan Deolipa Project
Mungkin banyak yang belum tahu bahwa di balik jubah advokatnya, Deolipa Yumara adalah seorang seniman sejati. Ia memiliki sebuah band bernama Deolipa Project. Band ini bukan sekadar hobi semata, melainkan proyek serius yang telah menghasilkan beberapa karya lagu.
Lagu-lagu yang dibawakan oleh Deolipa Project sering kali mengangkat tema sosial, kehidupan, dan cinta dengan sentuhan musik country rock dan pop. Beberapa judul lagu yang dirilis antara lain "Mencari Kasih" (Menanti Kekasih) dan "Preman Tanah Abang". Melalui musik, Deolipa menyalurkan ekspresi jiwanya yang bebas, yang mungkin tidak sepenuhnya bisa ia tumpahkan di ruang sidang yang kaku.
Keseriusannya di dunia musik juga terlihat dari upayanya menggelar konser bertajuk "Nyanyian Penyatu Negeri" yang cukup megah. Hal ini membuktikan bahwa Deolipa memiliki kemampuan manajerial dan artistik yang mumpuni di luar bidang hukum.
Gaya Komunikasi dan Kontroversi
Salah satu ciri khas Deolipa adalah gaya komunikasinya yang blak-blakan. Ia tidak ragu menggunakan analogi yang unik atau bahasa yang tajam saat diwawancarai media. Bagi sebagian orang, gayanya ini dianggap menyegarkan dan transparan. Namun, bagi pihak lawan atau institusi tertentu, gaya Deolipa sering dianggap gaduh dan tidak sesuai dengan etika profesi advokat yang konservatif.
Kendati demikian, justru keberanian dan gaya nyentrik inilah yang menjadi personal branding kuat bagi Deolipa. Ia memposisikan diri sebagai pengacara yang tidak bisa didikte dan berdiri tegak membela apa yang ia yakini sebagai kebenaran, meskipun harus berhadapan dengan kekuasaan besar.
Biodata Singkat Deolipa Yumara
Untuk memudahkan pembaca mengenal sosok ini secara ringkas, berikut adalah rangkuman biodata Deolipa Yumara:
- Nama Lengkap: Deolipa Yumara, S.H., S.Psi.
- Tempat Lahir: Jambi
- Pendidikan:
- Fakultas Hukum Universitas Indonesia
- Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
- Profesi: Pengacara, Psikolog, Musisi
- Band: Deolipa Project
- Jabatan Organisasi: Ketua Umum Asosiasi Pengacara Indonesia (API) sejak 2019
Kiprah Deolipa Yumara di panggung hukum dan hiburan tanah air tampaknya masih akan panjang. Dengan kombinasi keahlian hukum, pemahaman psikologi, dan jiwa seni, ia menjadi salah satu figur publik yang gerak-geriknya selalu menarik untuk dinantikan.
(P-4)
.png)
3 days ago
1






















