Ilustrasi Landak laut(freepik)
PENEMUAN menarik dalam biologi saraf baru-baru ini mengungkap bahwa Landak Laut (Sea Urchin) memiliki sistem saraf yang unik. Spesies hewan dari filum Echinodermata ini sering disebut memiliki "otak yang tersebar di sekujur tubuh," karena mereka tidak memiliki otak terpusat seperti manusia atau hewan vertebrata lainnya.
Sistem saraf pada Landak Laut diatur secara terdistribusi. Mereka memiliki cincin saraf yang mengelilingi mulut, yang bertindak sebagai pusat koordinasi utama. Dari cincin ini, saraf memanjang ke seluruh bagian tubuh atau duri mereka dalam bentuk jaringan saraf radial.
Jaringan saraf yang tersebar ini memungkinkan setiap bagian tubuh Landak Laut untuk memproses informasi secara lokal dan merespons lingkungan secara semi-independen. Ini berarti Landak Laut dapat merasakan dan bereaksi terhadap stimulus (seperti makanan atau bahaya) menggunakan seluruh permukaan tubuhnya.
Para ilmuwan menemukan bahwa saraf yang memanjang ke seluruh tubuh ini sangat vital untuk koordinasi gerakan kompleks, seperti cara Landak Laut berjalan atau mencari makan. Hal ini efisien untuk gaya hidup mereka di dasar laut, di mana mereka perlu mendeteksi perubahan dari berbagai arah.
Menantang teori evolusi otak
Studi mengenai Landak Laut ini secara fundamental menantang pemahaman para ilmuwan tentang bagaimana sistem saraf seharusnya berevolusi. Selama ini, banyak yang meyakini bahwa evolusi menuju perilaku yang lebih kompleks harus diikuti dengan sentralisasi pemrosesan saraf, yang akhirnya menghasilkan pembentukan otak.
Landak laut, dengan kekerabatan jauhnya dengan manusia, menunjukkan bahwa kecerdasan fungsional dan koordinasi gerakan yang canggih dapat dicapai melalui desain saraf yang terdesentralisasi, di mana fungsi kognitif dibagi rata di seluruh tubuh.
Struktur tubuh Landak Laut, yang ditutupi duri dan memiliki kaki tabung, didukung penuh oleh sistem saraf radial ini. Saraf radial tidak hanya mengirimkan sinyal, tetapi juga bertindak sebagai pusat pemrosesan lokal.
Ini memungkinkan Landak Laut untuk melakukan tugas-tugas dasar yang dibutuhkan untuk bertahan hidup tanpa harus membebani cincin saraf pusatnya. Misalnya, jika satu duri merasakan perubahan suhu atau ancaman, ia dapat memicu respons refleks lokal tanpa melibatkan seluruh sistem tubuh.
Sistem saraf tersebar
Fenomena sistem saraf tersebar ini tidak hanya unik pada Landak Laut, tetapi juga merupakan ciri khas seluruh filum Echinodermata, termasuk bintang laut (starfish), teripang (sea cucumber), dan bintang ular (brittle star).
Meskipun Landak Laut memiliki tingkat sentralisasi saraf yang paling minimal di antara kelompok ini, prinsip dasarnya sama: kemampuan untuk beroperasi dan merasakan lingkungan secara menyeluruh tanpa mengandalkan satu pusat pemrosesan yang rentan.
Penemuan tentang Landak Laut ini memiliki implikasi luas, tidak hanya dalam biologi evolusioner, tetapi juga di bidang teknik dan robotika. Prinsip sistem saraf terdesentralisasi dapat menginspirasi desain robotika yang lebih tangguh dan adaptif.
Robot yang didesain dengan "otak terdistribusi" berpotensi menjadi lebih tahan terhadap kerusakan dan mampu merespons perubahan lingkungan secara lebih cepat dan efisien, meniru mekanisme pertahanan alami Landak Laut.
Sumber: octopus.co.id, medianta.ac.id, newsweek.com, iflscience.com
.png)
3 weeks ago
11




















