KPK mengungkap ada oknum pegawai Kementerian Agama (Kemenag) yang diduga menawarkan kuota haji khusus ke pendakwah sekaligus pemilik Uhud Tour, ustaz Khalid Basalamah.
Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menjelaskan sedianya Khalid dan jemaahnya sudah mendaftarkan diri dengan haji furoda pada 2024. Oknum Kemenag itu kemudian datang menawarkan haji khusus.
"Ada oknum dari Kementerian Agama yang menyampaikan bahwa, 'ustaz, ini pakai kuota haji khusus saja, ini resmi'," kata Asep dalam jumpa pers, Kamis (18/9) malam.
Oknum Kemenag itu, lanjut Asep, juga menjanjikan bisa langsung berangkat di tahun yang sama. Hanya saja, ada pungutan uang yang diminta.
"Oknum dari Kemenag ini kemudian menyampaikan, 'ya, ini juga berangkat di tahun ini, tapi harus ada uang percepatan'. Nah, diberikan lah uang percepatan, kalau tidak salah itu, USD 2.400 per kuota," jelas Asep.
Setelah menyetujui permintaan tersebut, Khalid kemudian menghimpun uang dari para jemaahnya. Uang itu lalu kemudian diserahkan kepada oknum Kemenag.
"Dikumpulkanlah uang itu sama Ustaz KB ini, kumpulkan, diserahkanlah kepada oknum," tutur Asep.
Khalid bersama jemaahnya akhirnya berangkat menggunakan kuota haji khusus di tahun yang sama.
Pasca pelaksanaan haji 2024 rampung, muncul berbagai masalah yang berakhir dengan dibentuknya panitia khusus (pansus) haji DPR.
"Karena takut, karena ada ketakutan dari si oknum ini, kemudian dikembalikanlah uang itu, yang tadi sudah diserahkan sebagai uang percepatan itu, diserahkanlah kembali ke Ustaz Khalid Basalamah," beber Asep.
Uang itu yang kemudian belakangan diserahkan Khalid kepada KPK. Namun, hingga kini pengembalian uang itu belum tuntas.
Khalid diperiksa KPK terkait kasus korupsi kuota haji pada Selasa (9/9). Usai diperiksa, Khalid mengaku telah menjadi korban dalam kasus ini.
“Jadi posisi kami ini korban dari PT Muhibbah, yang dimiliki oleh Ibnu Mas’ud,” kata Khalid kepada wartawan.
Kasus ini terkait dengan kuota haji tambahan untuk tahun 2024. Khalid menjelaskan, dia sedianya sudah hendak berangkat bersama 122 jemaahnya menggunakan haji furoda.
Namun, menurut dia, tiba-tiba datang pemilik PT Muhibbah Mulia Wisata, Ibnu Mas'ud, yang menawarkan untuk berangkat dengan menggunakan kuota haji khusus tambahan.
"Sehingga akhirnya kami ikut dengan visa itu di travelnya dia di Muhibbah," jelas Khalid.
Khalid tak mengungkap alasannya lebih memilih untuk berangkat haji menggunakan kuota khusus dari PT Muhibbah itu.
"Ya bahasanya Ibnu Mas'ud kepada kami PT Muhibah kalau ini adalah kuota tambahan resmi 20 ribu dari Kemenag. Karena dibahasakan resmi dari pihak Kemenag, ya kami terima. Dan saya pun terdaftar sebagai jemaah di PT Muhibbah," ucap dia.