Liputan6.com, Jakarta Dimas Seto kembali menunjukkan konsistensi dalam menggabungkan gaya hidup sehat dengan kepedulian sosial. Suami Dini Aminarti menyelenggarakan event bertajuk Run for Humanity Trail 2025, yang hasilnya didedikasikan untuk membantu korban genosida di Palestina serta mendukung program pendidikan dan kesehatan dalam negeri.
Mengusung konsep lari lintas alam atau trail run, acara ini akan dipusatkan di Sentul, Bogor, Sabtu, 11 Oktober 2025. Keputusan menggelar acara ini tidak terlepas dari komitmen berkelanjutan Dimas dan komunitasnya untuk menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, terutama Palestina.
"Kalau di Palestina alhamdulillah kita sudah proses dari 2023. Awalnya kita 2023 memberi bantuan mobil air ya," kata Dimas Seto di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (21/9/2025).
Memasuki tahun ketiga penyelenggaraan, Dimas Seto menyebutkan bahwa penyaluran donasi terus berevolusi sesuai kebutuhan mendesak di lapangan.
Tentara Ukraina kini mengandalkan kendaraan robotik untuk membantu dalam pertempuran melawan Rusia. Robot tersebut digunakan untuk mengirim amunisi, bahan bakar, air, hingga evakuasi pasukan dari garis depan.
Kebutuhan Pokok: Makanan
Jika sebelumnya bantuan difokuskan pada penyediaan air bersih melalui mobil-mobil tangki, kini bentuknya dikembangkan untuk memberikan solusi jangka panjang dan menyentuh kebutuhan paling mendasar.
Lebih lanjut Dimas Seto memaparkan mengenai diversifikasi bantuan yang diberikan. "Terus kita juga memberikan pasti kebutuhan yang pokok, makan selalu dibutuhkan, itu yang program yang rutin juga yang memang kita lakukan," jelasnya.
Popok Untuk Bayi
Tidak hanya berhenti pada pemenuhan kebutuhan pangan, perhatian khusus juga diberikan kepada para korban yang paling rentan, yaitu anak-anak dan bayi. Dimas Seto menceritakan bagaimana bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk nyata.
"Terus juga kayak kemarin ini kebutuhan pengadaan popok untuk bayi, ada ribuan. Ibaratnya alhamdulillah yang bisa kita salurkan dan itu tidak bisa berhenti karena kebutuhannya itu kan berjalan terus ya," Dimas Seto menyambung.
Kebanggaan Pribadi, Kontribusi Nyata
Lebih dari sekadar adu cepat, Dimas Seto menegaskan setiap tetes keringat dan langkah para peserta memiliki makna yang jauh lebih dalam. Acara ini dirancang sebagai gerakan solidaritas, di mana olahraga menjadi jembatan untuk menyalurkan kebaikan.
"Kami ingin setiap langkah peserta tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, melainkan juga kontribusi nyata untuk saudara-saudara kita di Palestina serta mendukung masa depan pendidikan dan kesehatan di Indonesia,” tutupnya.
Penyelenggaraan di Sentul merupakan salah satu dari rangkaian tur Run for Humanity di tahun 2025. Gerakan lari sambil berdonasi ini akan menyambangi kota-kota lain untuk menyebarkan semangat kepedulian yang lebih luas.
Setelah Sentul, acara serupa juga akan digelar di Bandung dan Solo, lalu ditutup dengan acara puncak di Bintaro, Tangerang Selatan.