Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hardian Irfani, mengatakan jika kegiatan ini memang bertujuan merawat dan melestarikan budaya Gorontalo sekaligus memperkuat silaturahmi warga Gorontalo di tanah rantau.
"Sekali lagi saya ingatkan pelestarian budaya dan sejarah itu sangat penting. Komisi X DPR RI ingin memastikan tidak ada satu sejarah pun yang tidak tertulis di lembar sejarah Republik ini,” ujar Anggota Fraksi PKB ini.
Adapun workshop ini menghadirkan empat pemateri dengan perspektif berbeda. Suardi Idun Hamzah, Sekretaris KKIG Sulut, memaparkan sejarah kultur dan migrasi warga Gorontalo ke Sulut. Kemudian, Husen Pedju, Wakil Ketua KKIG Sulut, menekankan pentingnya peran warga Gorontalo dalam menjaga eksistensi budaya di tengah arus globalisasi.
Sementara itu, H. Sarhan Antili, SE, Ketua KKIG Minahasa Utara sekaligus inisiator kegiatan, menyebut bahwa workshop ini menjadi langkah awal untuk inventerasir potensi warga Gorontalo di Minahasa Utara.
“Kegiatan ini adalah langkah awal dalam rangka untuk inventaris potensi warga Gorontalo yang secara kuantitas cukup signifikan menjadi kekuatan dalam membangun dan memanfaatkan potensi yang ada,” ungkapnya.
Arya Djafar, Anak Muda Pegiat Budaya, menambahkan pentingnya inovasi dan pemanfaatan teknologi digital agar budaya Gorontalo semakin dikenal oleh generasi millennial dan Gen Z.
"Pemanfaatan teknologi sangat penting, agar budaya Gorontalo dapat terekspos dan dikenal di kalangan generasi millennial dan Gen Z," ujar arya
Kegiatan ditutup dengan penampilan kasidah dan Tari Dana-Dana berbahasa Gorontalo dari Sanggar Budaya Kauditan II pimpinan Santi Dano dan Rima Dali.