Setiap keluar rumah kamu akan menggonta-ganti pakaian dan akan lebih sering mencuci pakaian menggunakan mesin cuci. Padahal, intensitas mencuci pakaian yang tinggi bisa berpotensi mencemari lingkungan, lho. Tentunya, kamu tidak menyangka aksi kecil untuk mengurangi mencuci pakaian bisa berdampak jangka panjang bagi kehidupan di bumi, kan?
Dilansir dari laporan The Guardian, mencuci dan mengeringkan pakaian bisa meningkatkan jejak karbon sebesar 440kg CO2e. Hal ini tentunya akan berdampak besar bagi manusia dan sekitarnya.
Setiap menggunakan mesin cuci, putaran di dalam mesin dapat menyebabkan kain melepaskan ratusan ribu serat mikro. Serat ini nantinya akan mengontaminasi air di lingkungan sekitar hingga mengancam biota laut. Selain itu, deterjen yang digunakan juga mengandung mikroplastik yang mencemari lingkungan.
Menurut laporan dari Waste and Resources Action Programme pada 2012, memperpanjang umur pakaian selama sembilan bulan bisa mengurangi jejak karbon sebesar 20-30%. Namun, jangan khawatir, Ladies tetap bisa mencuci pakaian dalam dan kaus kaki.
Kamu hanya perlu mengurangi intensitas mencuci baju dan bawahan saja. Selebihnya, bila pakaian tersebut dirasa tidak berkeringat atau kotor tidak perlu mencucinya. Dengan ini, kamu bisa berperan aktif untuk mendukung kehidupan yang sustainable.
Menggunakan deterjen yang tepat
Ada cara lain untuk mengurangi potensi pencemaran lingkungan karena mencuci pakaian, lho. Salah satunya, dengan menggunakan deterjen yang ramah lingkungan yang tidak menggunakan bahan turunan dari minyak bumi.
Penggunaan deterjen ramah lingkungan yang tidak mengandung bahan berbahaya ini, tidak akan mengancam permukaan air. Karena itu, tidak menyebabkan pertumbuhan alga berbahaya atau mengurangi jumlah oksigen di dalam air. Selain itu, deterjen ramah lingkungan tidak menimbulkan ancaman terhadap ekosistem, seperti biota laut.