Israel kembali menyerang wilayah selatan Lebanon pada Jumat (19/9). Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, dua orang tewas dan 11 orang terluka akibat serangan tersebut. Serangan ini terjadi meskipun ada gencatan senjata antara Israel dengan Hizbullah.
Serangan udara Israel itu menyasar sebuah kendaraan di luar rumah sakit umum di Tibnin. Satu orang tewas dan 11 orang luka akibat serangan itu. Sementara serangan lain menyasar sebuah kendaraan di wilayah Ansar menewaskan satu orang.
Tentara Israel belum berkomentar mengenai serangan tersebut.
Adapun serangan itu terjadi sehari setelah Israel mengebom lima kota yang diperintahkan untuk dievakuasi penduduknya. Militer Israel mengatakan telah menyerang beberapa fasilitas penyimpanan senjata milik pasukan elite Hizbullah, Radwan, pada hari Kamis lalu.
Presiden Joseph Aoun mengutuk serangan tersebut, termasuk negara-negara yang mensponsori gencatan senjata tetapi diam atas serangan itu.
"Waktunya telah tiba untuk segera mengakhiri pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Lebanon ini," ujarnya, dikutip dari AFP.
Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon selatan mengatakan serangan tersebut membahayakan stabilitas dan mendesak Israel untuk menahan diri dari serangan lebih lanjut dan sepenuhnya menarik diri dari wilayah Lebanon.
Israel telah berulang kali mengebom Lebanon meskipun gencatan senjata pada November lalu bertujuan untuk mengakhiri perseturuan dengan Hizbullah.
Tentara Lebanon mengatakan serangan hari Kamis tersebut menambah pelanggaran gencatan senjata Israel menjadi 4.500, dan menambahkan bahwa serangan tersebut menghambat upaya pelucutan senjata Hizbullah.
Di bawah tekanan AS, Beirut telah memerintahkan tentara Lebanon untuk menyusun rencana pelucutan senjata kelompok yang didukung Iran tersebut di wilayah dekat perbatasan Israel pada akhir tahun.
Menteri Luar Negeri Youssef Raggi mengatakan pekan lalu bahwa tentara Lebanon akan sepenuhnya melucuti senjata Hizbullah di dekat perbatasan dalam waktu tiga bulan.