Dekan FEM IPB University Irfan Syauqi Beik.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Fakultas Manajemen dan Ekonomi IPB University tengah mengembangkan kerangka zakat ramah lingkungan yang disebut Green Zakat Framework. Konsep ini menekankan zakat bukan hanya soal kepatuhan syariah, tetapi juga harus selaras dengan keberlanjutan lingkungan.
Dekan Fakultas Manajemen dan Ekonomi IPB University, Prof Irfan Syauqi Beik, menjelaskan bahwa prinsip halal seharusnya mencakup sumber penghasilan yang tidak merusak alam. “Makna sesuai syariah itu sebenarnya juga harusnya input di dalamnya semua aktivitas yang tidak melanggar lingkungan,” katanya dalam Islamic Social Finance for Climate Action Forum di IPB University, Kamis (21/8/2025).
Kerangka Green Zakat ini pertama kali diperkenalkan pada Konferensi Zakat tahun lalu, namun baru sebatas ide. Tahun ini, IPB memperluasnya menjadi konsep yang lebih sistematis, mencakup penghimpunan dan penyaluran zakat. Dari sisi penghimpunan, kesadaran berzakat harus dibangun tidak hanya dari sumber halal secara hukum Islam, tetapi juga thoyyib atau ramah lingkungan.
Dalam penyaluran, aspek lingkungan juga ditekankan. Irfan mencontohkan, program pemberdayaan mustahik di sektor kuliner perlu mengurangi limbah plastik meski biayanya lebih tinggi. “Bagaimana mengelola sampah ketika kita memberdayakan masyarakat itu juga penting. Jadi pastikan waste management-nya seperti apa,” ujarnya.
Ia menegaskan, keberhasilan konsep ini bergantung pada ekosistem yang terintegrasi dan kolaborasi banyak pihak, mulai dari lembaga zakat hingga pemerintah. Irfan merujuk pengalamannya bekerja sama dengan UNDP pada 2017 dalam proyek zakat untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kesepahaman, katanya, menjadi titik paling sulit sebelum masuk tahap implementasi.
Inisiatif Green Zakat juga berangkat dari praktik nyata. IPB mengembangkan program energi bersih berbasis air di sebuah desa yang puluhan tahun belum teraliri listrik. Bagi Irfan, contoh itu menunjukkan zakat dapat menjadi instrumen syariah yang mendorong pembangunan berkelanjutan.
“Ketika sudah link satu frekuensi, akhirnya kita bisa memutuskan program. Menurut saya yang paling berat di awal, tapi kalau sudah sama-sama, kolaborasi akan jauh lebih mudah,” kata Irfan.
IPB berharap, Green Zakat Framework dapat berkembang menjadi model global yang mengintegrasikan syariah dengan prinsip kelestarian lingkungan.