Liputan6.com, Jakarta - Setelah beredarnya kabar peluncuran Redmi Note 15 Pro+ akan diperkenalkan pada 21 Agustus di China. Kini, ramai beredar pembicaraan tentang chipset di ponsel Xiaomi ini.
Mengutip Gizmochina, Selasa (19/8/2025), ponsel anyar Xiaomi bernomor model 2510ERA8BC kedapatan muncul di database Geekbench dengan spesifikasi yang unik.
Berdasarkan database di platform benchmark tersebut, HP baru Xiaomi ini mencatatkan skor 1.228 poin (single-core) dan 3.230 poin (multi-core), serta konfigurasi CPU mengarah ke arsitektur 1+3+4 core.
Dari informasi tersebut, terlihat konfigurasi CPU di HP Xiaomi itu menggunakan arsitektur 1+3+4 core. Banyak pihak meyakini susunan ini identik dengan chipset teranyar milik Qualcomm, Snapdragon 7s Gen 4.
Menurut keterangan di situs Qualcomm, Snapdragon 7s Gen 4 diklaim membawa peningkatan performa CPU hingga 27 persen, rendering GPU lebih cepat 30 persen, serta kemampuan AI naik 65 persen dibandingkan pendahulunya.
Meski begitu, belum ada konfirmasi resmi baik dari Xiaomi ataupun Qualcomm terkait chipset Redmi Note 15 Pro+. Namun, dari konfigurasi CPU digunakan, besar kemungkinan ponsel ini memang memakai chip Snapdragon.
Bocoran Spesifikasi Redmi Note 15 Pro+
Bila kabar ini benar, maka chipset ini peningkatan dari generasi sebelumnya, Note 14 Pro+, yang diumumkan menggunakan chip Snapdragon 7s Gen 3.
Tak hanya itu, pengujian di Geekbench ini juga mengungkap Redmi Note 15 Pro+ didukung dengan RAM 16GB dan berjalan dengan sistem operasi Android 15.
Redmi Note 15 Pro series sendiri digadang-gadang sebagai "Little King Kong" berikutnya, dengan menonjolkan kualitas bodi lebih tangguh ketimbang seri sebelumnya.
Sejauh ini, bocoran menunjukkan ketahanan jatuh lebih kuat, fitur tahan air, dan desain dirancang untuk tahan terhadap penanganan kasar berkat sertifikasi IP68/IP69.
Informasi lainnya, ponsel ini memakai layar AMOLED 1,5K 6,67 inci, kamera utama 50MP dengan OIS, dan baterai 7.000mAh dengan pengisian cepat 90W.
Lalu bagaimana dengan harga Redmi Note 50 Pro+ ini? Karena hadir sebagai pengganti seri sebelumnya, besar kemungkinan Xiaomi akan tetap mempertahankan ponsel ini dengan harga terjangkau.
Perbedaan Fokus dan Tujuan Dibandingkan Generasi Pendahulu
Melihat dari peningkatan performa, Snapdragon 7s Gen 3 membawa peningkatan CPU sebesar 20 persen dan performa GPU hingga 40 persen dari 7s Gen 2.
Menelaah data peningkatan tersebut, sepertinya Qualcomm memiliki fokus baru pada AI. Bagaimana tidak, meningkatnya performa pada sektor kecerdasan buatan sebesar 65 persen menunjukkan keinginan mereka untuk bersaing ketat dengan kompetitor lain.
Tak dapat dipungkiri, memang sekarang banyak perusahaan Big Tech melakukan investasi besar-besaran di sektor artificial intelligence.
Raksasa teknologi seperti Samsung, Apple, Meta, Microsoft, dan semacamnya memutuskan untuk mengembangkan AI yang mereka miliki agar bisa memberikan pelayanan lebih maksimal.
Oleh karena itu, memberikan fokus lebih dalam peningkatan kinerja kecerdasan buatan menjadi sebuah langkah bijak sebagai salah satu pelopor pengembang di sektor ini.
Peningkatan masif ini diharapkan dapat membuka jalan bagi fitur AI generatif yang lebih canggih, seperti asisten cerdas dan editor foto, untuk berjalan langsung di dalam perangkat.
Selangkah Lebih Baik, Sayangnya Kompetitor Tak Tinggal Diam
Di sisi lain, meskipun Qualcomm mengambil langkah unik dalam pengumuman resmi kemarin terkait rencana peluncuran Snapdragon 8 Elite Gen 2. Kini, MediaTek juga hadir dengan sebuah kejutan, mengungkap jadwal peluncuran chipset teranyar mereka.
Chipset flagship untuk perangkat kelas atas, Dimensity 9500 digadang-gadang sebagai prosesor bakal menjadi rival sengit untuk Snapdragon 8 Elite 2.
Mengutip GizChina, raksasa teknologi asal China itu sengaja memilih jadwal peluncuran Dimensity 9500 pada 22 September 2025 atau sehari sebelum acara tahunan Qualcomm.
Ya, Qualcomm dijadwalkan akan memperkenalkan chipset Snapdragon 8 Elite 2 pada 23 September 2025 di event tahunan mereka, yakni Snapdragon Summit.
Strategi pengumuman Dimensity 9500 lebih dulu, diyakini sebagai langkah strategis MediaTek untuk mendapatkan perhatian publik dan siap mengguncang dominasi Qualcomm di segmen smartphone flagship global.