Liputan6.com, Jakarta - Gianluca Mancini menjadi sorotan utama usai laga panas yang mempertemukan AS Roma vs Como di Stadion Olimpico, Selasa (16/12/2025) dini hari WIB. Bek senior Giallorossi tersebut terlibat ketegangan fisik dengan pemain muda lawan jelang bubaran.
Insiden ini bermula dari duel perebutan bola yang berujung pada konfrontasi intens di lapangan. Mancini merasa tidak terima dengan perlakuan Jacobo Ramon yang dianggap melampaui batas kewajaran terhadap pemain senior.
Meski diwarnai keributan, Roma berhasil mengamankan kemenangan tipis 1-0 berkat gol tunggal Wesley Franca. Hasil ini sekaligus memutus tren negatif dua kekalahan beruntun yang sempat dialami pasukan Serigala Ibu Kota.
Kemenangan ini membawa Roma memanaskan persaingan papan atas dengan hanya terpaut tiga poin dari Inter Milan di puncak. Namun, cerita di balik layar mengenai friksi antar pemain menjadi topik yang lebih hangat diperbincangkan.
Kronologi Cekikan di Olimpico
Ketegangan memuncak di menit-menit akhir pertandingan ketika Mancini terlibat benturan fisik dengan bek muda Como, Jacobo Ramon. Situasi tanpa bola tersebut berubah menjadi panas ketika kedua pemain saling berhadapan dengan emosi tinggi.
Mancini mengungkapkan bahwa insiden tersebut sebenarnya diawali oleh benturan yang wajar dalam sepak bola. Namun, respons berlebihan dari lawan membuat amarah wakil kapten Roma itu meledak seketika.
"Ada tabrakan dengan Ramon, itu hal yang normal sebenarnya dalam pertandingan. Tapi dia kemudian bangkit dan langsung mencengkeram leher saya," ungkap Mancini kepada Sky Sport Italia.
"Saya menyuruh Ramon untuk tenang, tapi dia terus saja begitu dan adrenalin bisa memicu hal semacam ini, tapi itu semua sudah berlalu sekarang," tambahnya.
Singgung Tamparan di Lorong Stadion
Lebih lanjut, Mancini memberikan pelajaran keras mengenai etika dan hierarki respek di dalam lapangan hijau. Ia membandingkan sikap pemain muda zaman sekarang dengan eranya saat masih merintis karier di usia belia.
Mantan pemain Atalanta ini menegaskan bahwa tindakan tidak sopan kepada senior di masa lalu memiliki konsekuensi berat. Ia bersyukur insiden tersebut terjadi di era modern yang lebih terkontrol, bukan di masa lalu yang jauh lebih keras.
Halaman berikutnya
"Ketika saya berusia 20 tahun seperti dia, saya memiliki rasa hormat yang jauh lebih besar kepada pemain yang lebih tua. Jika tidak, saya pasti sudah mendapatkan tamparan di lorong stadion," tegas Mancini. "Dengan pelatih (Cesc Fabregas), kami sudah menjernihkan suasana dan meluruskan semuanya, jadi itu saja," ujar Mancini menutup polemik.
.png)
15 hours ago
2
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348854/original/087809000_1757904569-marc-bernal-hansi-flick-barcelona.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439915/original/092451700_1765414469-MADRID.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403161/original/069283300_1762318998-Pelatih_Juventus__Luciano_Spalletti.jpg)



















