Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan aturan main terkait pengelolaan Logam Tanah Jarang (LTJ) di Indonesia. Hal tersebut menyusul pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyinggung pentingnya pemanfaatan LTJ sebagai sumber daya mineral strategis.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan bahwa pemerintah akan mengatur pemanfaatan logam tanah jarang melalui perubahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. "Kita akan atur dalam perubahan PP 96/2021," kata Yuliot kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/8/2025).
Ia lantas menjelaskan bahwa LTJ di Indonesia pada umumnya ditemukan sebagai mineral ikutan dari berbagai fasilitas pengolahan dan pemurnian. Sementara, pemanfaatan LTJ dari wilayah usaha pertambangan membutuhkan proses eksplorasi terlebih dahulu untuk mengetahui lokasi, jenis kandungan, serta perkiraan cadangan.
"Untuk LTJ, pada umumnya di Indonesia adalah mineral ikutan pada berbagai fasilitas pengolahan dan pemurnian. Sementara yang berdasarkan wilayah usaha pertambangan harus dilakukan eksplorasi lokasi, jenis kandungan LTJ dan perkiraan deposit cadangan," kata Yuliot.
Sebelumnya, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar logam tanah jarang (rare earth element). Adapun, mineral kritis ini bisa digunakan untuk memodernisasi alat sistem pertahanan.
Menurut dia, keberadaan sumber daya ini harus menjadi modal utama untuk memperkuat kemandirian pertahanan bangsa.
"Alhamdulillah yang Maha Kuasa telah memberi karunia kita, kita memiliki mineral-mineral, yang disebut tanah jarang, rare earth kita punya semua rare earth di dunia kita miliki," ujar Prabowo saat pada Pidato RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan dalam Rapat Paripurna DPR RI, Jumat (15/08/2025).
Di samping itu. Prabowo menilai pengelolaan logam tanah harus diarahkan untuk memberdayakan industri strategis, dan meningkatkan kesejahteraan prajurit.
"Kita harus kuasai kendalikan membela dan mengelola semua kekayaan bangsa Indonesia. Untuk itu, kita harus modernisasi alat sistem pertahanan, memperkuat komponen cadangan kita," katanya.
Ia pun menekankan bahwa logam tanah jarang memiliki peran vital bagi perkembangan teknologi tinggi, baik dalam kehidupan modern maupun sistem pertahanan.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Simpan Harta Karun Langka Incaran Dunia, Ada di 2 Wilayah Ini