High Tea Gathering & Doctor Appreciaton yang mempertemukan para dermatolog, media, dan beauty experts di ICE BSD, Tangerang.(MI/HO)
DI tengah hiruk pikuk tren skincare yang silih berganti, kebutuhan akan produk yang benar-benar memberikan hasil berbasis ilmiah semakin mendesak. Pesan inilah yang diangkat dalam acara High Tea Gathering & Doctor Appreciaton yang mempertemukan para dermatolog, media, dan beauty experts di ICE BSD, Tangerang.
Acara yang diadakan oleh Isispharma dan Regenesis Indonesia itu secara tegas menempatkan dermatocosmetics—produk yang menggabungkan manfaat estetis kosmetik dengan khasiat terapeutik dermatologi—sebagai standar baru dalam perawatan kulit.
Mengatasi Masalah Kulit dengan Pendekatan Klinis
Dalam sesi edukasi ilmiah, tiga dermatolog terkemuka menyoroti kondisi kulit umum yang sering disalahpahami oleh masyarakat.
Hiperpigmentasi, keluhan yang jamak terjadi, ternyata tidak cukup hanya diatasi dengan produk pencerah biasa.
“Penanganan efektif membutuhkan bahan aktif yang mampu bekerja hingga ke berbagai lapisan kulit serta memiliki dukungan bukti klinis untuk mencegah kekambuhan,” jelas dr. Sri Ellyani, SpDVE.
Kondisi Rosacea juga menjadi perhatian. dr. Idrianti Idrus, SpDVE, mengingatkan bahwa kondisi ini sering disamakan dengan jerawat.
“Padahal, ia membutuhkan pendekatan berbeda, produk yang menenangkan inflamasi, memperbaiki skin barrier, tanpa menambah iritasi,” katanya.
Sementara itu, dr. Reiva Farah, SpDVE, menekankan bahwa kulit atopik yang sensitif dan mudah meradang membutuhkan formulasi yang lembut namun didukung riset klinis yang matang.
Intinya, seiring mudahnya akses terhadap produk skincare di pasaran, edukasi berbasis sains sangat krusial agar masyarakat dapat memilih produk dengan benar dan aman.
Komitmen Riset di Tengah Tantangan Baru
Tema Why Science Matters dibahas lebih lanjut oleh dr. Litya Ayu, SpDVE, dr. Ayu Hanapi, dan dr. Indira Lisa, SpDVE. Mereka menyimpulkan bahwa hanya produk berbasis sains yang mampu memberikan hasil jangka panjang dan menjadi pilihan paling tepat untuk kondisi kronis seperti hiperpigmentasi, jerawat, rosacea, hingga dermatitis atopik.
Head of Asia Pacific Isispharma May Chow menanggapi hal itu dengan menyebut bahwa kulit modern menghadapi tantangan baru seperti paparan blue light, polusi, dan perubahan iklim.
“Kebutuhan kulit hari ini tidak sama seperti lima atau sepuluh tahun lalu,” tuturnya. “Itulah alasan Isipharma terus memperbarui penelitiannya agar formulanya tetap relevan dengan tantangan kulit masa kini.”
Sebagai mitra di Indonesia, President Director Regenesis Indonesia Emmy Noviawati, , menegaskan komitmen mereka: “Regenesis Indonesia berkomitmen menghadirkan dermatocosmetics yang bukan hanya aman, tetapi benar-benar dibuktikan secara ilmiah.” (Z-1)
.png)
1 day ago
1






















