Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto.(dok.istimewa)
DEPUTI Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan curah hujan yang masih tinggi di Aceh menjadi salah satu faktor yang harus diantisipasi pascabanjir, khususnya pada pemulihan sistem kelistrikan sehingga harus dilakukan secara bertahap dengan langkah hati-hati dan sinergi lintas sektor.
“Pada Desember 2025 curah hujan di Aceh, terutama di wilayah Tamiang, diperkirakan masih berada pada kisaran 300–400 mm per bulan. Kondisi tersebut berdampak langsung pada proses perbaikan infrastruktur yang terdampak banjir. Curah hujan tinggi mengakibatkan pemulihan infrastruktur, terutama sistem kelistrikan, menjadi terhambat. Oleh karena itu, proses pemulihan memang harus dilakukan secara bertahap,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (15/12).
Menurut Guswanto, hujan yang terus terjadi setelah banjir menimbulkan tantangan tersendiri dalam percepatan pemulihan jaringan listrik. Tanah yang masih jenuh air, akses jalan yang belum sepenuhnya pulih, serta kondisi cuaca yang tidak stabil dapat memperlambat mobilisasi petugas dan peralatan ke lokasi terdampak. “Meski demikian, pihak PLN telah memiliki prosedur penanganan khusus dalam proses pemulihan kelistrikan di daerah bencana,” katanya.
Berdasarkan data BMKG, secara umum kondisi curah hujan di Aceh pada Desember 2025 diperkirakan masih berada pada kategori hujan intens. Peta prakiraan menunjukkan sebagian besar wilayah Sumatra bagian utara, termasuk Aceh, masih didominasi oleh curah hujan yang relatif tinggi.
Kondisi tersebut menandakan bahwa aktivitas hujan masih berlangsung secara konsisten sepanjang Desember 2025, seiring dengan puncak musim hujan di wilayah barat Indonesia. Oleh karena itu, Guswanto menekankan pentingnya kewaspadaan semua pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat.
“Hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang panjang berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi susulan, seperti banjir, genangan, dan tanah longsor. Risiko ini terutama perlu diwaspadai di wilayah dataran rendah, daerah aliran sungai, serta kawasan perbukitan,” pungkasnya. (Cah/P-3)
.png)
6 hours ago
7






















