Tasikmalaya -
"Selamat datang kepada penumpang kereta api jarak jauh. Saat ini perjalanan anda tiba di Stasiun Cipeundeuy".
Itulah announcement dari Arif dengan logat khas Sundanya yang menyambut kedatangan setiap penumpang KA jarak jauh. Pengucapan Stasiun Cipeundeuy yang khas ini, dengan spontan diikuti hampir semua pedagang di luar KA, bahkan para penumpang yang sudah hapal dengan adat unik nan beda dari stasiun ini.
"Hahaha...iya sampai hafal. Aku setiap berhenti disini juga spontan aja niruin ucapan masnya tadi. Selamat datang di Stasiun Cipeundeuy pakai logat Sunda gitu," aku Dyah, penumpang KA dari Yogya tujuan Bandung ini sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain announcement yang unik, menyebut nama Cipeundeuy, pasti tak asing untuk para penumpang kereta api jarak jauh tujuan Bandung atau Jakarta di jalur selatan. Karena di sinilah, penumpang yang kelaparan, akan mendapat pertolongan dengan hadirnya pedagang makanan kaki lima.
Stasiun Cipeundeuy berada di wilayah kerja Daop 2 Bandung. Dengan posisi di 772 MDPL, suhu dingin sekejap terasa ketika memasuki wilayah di lembah perbukitan Gunung Karaha Bodas ini. Di stasiun kecil dengan bangunan lawas Belanda inilah, semua rangkaian kereta api wajib berhenti.
Ayep Hanapi, Manager Humas 2 Bandung menjelaskan, pola operasi di Stasiun Cipeundeuy mengikuti grafik perjalanan kereta api (Gapeka). Semua KA wajib berhenti di stasiun ini untuk mengikuti SOP pemeriksaan rangkaian gerbongnya.
"Semua KA wajib berhenti sekitar 10 sampai 15 menit untuk pengecekan rangkaian gerbong KA. Kenapa di Stasiun Cipeundeuy, karena dari timur jalur naik, begitu tiba di Cipeundeuy ke arah barat itu jalurnya akan menurun. Nah rangkaian gerbong KA harus diperiksa keamanannya," papar Ayeb dihubungi beberapa waktu lalu.
Momen berhentinya semua KA ini menjadi kesempatan para penumpang berburu kuliner tradisional khas Sunda. Seperti cimol, siomay, batagor, tahu bulat sampai minuman bandrek. Beberapa ibu warga lokal, dengan serempak meneriakkan dagangan mereka masing-masing, begitu rangkaian KA berhenti dengan sempurna.
Sebuah pojok bagian bangunan dengan tulisan lawas "Cipeundeuy" menjadi spot kenangan manis bagi beberapa penumpang KA jarak jauh yang menikmati jajanan tradisional ini. Sebagian lainnya, memanfaatkan kesempatan ini untuk menikmati rokok dan segelas kopi panas.
Mereka yang baru punya pengalaman pertama, biasanya akan menuju spot itu dan membeli makanan tradisional yang di lapak dalam kondisi masih panas. Namun bagi yang sudah terbiasa, akan berjalan keluar stasiun menuju lokasi para pedagang makanan yang berjejer tepat di depan stasiun. Tak hanya penumpang, beberapa crew KA jarak jauh juga memanfaatkan kesempatan ini buat membeli makanan, camilan dan minuman di pedagang kaki lima di luar stasiun.
Achmad Cholik adalah satu diantara penumpang KA tujuan Jakarta yang menyimpan kenangan manis itu. Cholik yang merupakan pejabat di Pemkab Blitar kerapkali melakukan perjalanan dinas ke Jakarta dengan naik kereta api. Baginya, Stasiun Cipeundeuy selalu menjadi titik singgah yang dirindukan.
"Biasanya kalau dari Blitar pagi sampai Cipeundeuy itu sore. Pas hawa dingin, kereta berhenti terus ada ibu-ibu jualan makanan dibalik pagar, aromanya sedap dan mengepul dari dandang. Wes langsung lari turun...jajan hahahaa," kenangnya.
Ternyata tidak hanya Cholik seorang yang menyimpan kenangan mengesankan itu. Beberapa penumpang yang sering melakukan perjalanan tujuan Jakarta naik KA juga melakukan hal yang sama. Pokok sampai Stasiun Cipeundeuy harus turun untuk jajan.
"Soalnya makanan tradisional, masih hangat itu kan gak mungkin kita jumpai di dalam kereta. Itu cerita lama penumpang KA yang sekarang sudah tidak ada. Begitu lihat situasi Stasiun Cipeundeuy ini kok asik, otomatis banyak penumpang yang menikmatinya. Jajan dan merokok , puhh nikmat," pungkas Kakok, penumpang asal Malang.
(ddn/ddn)