Liputan6.com, Jakarta Bayi baru lahir langsung ditengkurapkan di dada ibu menjadi pemandangan yang lumrah di rumah sakit bersalin. Menurut dokter spesialis anak Mesty Ariotedjo, tindakan ini bukan tanpa alasan.
Ternyata, menengkurapkan newborn baby berkaitan dengan cara mendukung perkembangan motorik bayi saat ia sedang terbangun.
“Ranah perkembangan anak itu ada motorik kasar seperti berjalan, bayi baru lahir sudah langsung ditengkurapkan, kalau bayi sedang bangun,” kata Mesty dalam Puncak Acara Pekan Merah Putih Tamasya bersama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN), di Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Usai ibu dan bayi sudah keluar dari rumah sakit atau klinik, aktivitas tengkurap juga dapat dilakukan untuk menstimulas untuk motorik kasarnya.
“Jadi, bayi baru lahir, pulang ke rumah dalam kondisi sehat, itu adalah stimulasi paling baik untuk motorik kasarnya, tengkurap. Jadi, nanti bayi mulai angkat kepala, mulai duduk sendiri, merangkak, berdiri itu adalah stimulasi paling baik untuk motorik kasar,” imbuhnya.
Ranah perkembangan bayi bukan hanya soal motorik kasar, tapi ada pula motorik halus. Guna mendukung motorik halus, maka menulis bukan hal yang dianjurkan untuk diajarkan terlalu dini.
“Untuk motorik halus, anak tidak cepat-cepat disuruh menulis. Menulis itu nanti, lima tahun, enam tahun, masuk SD. Tapi yang paling penting adalah sering bermain, naik tangga, memanjat, itu adalah langkah awal melatih motorik halus,” kata wanita yang meraih spesialisasi dokter anak di FKUI Jakarta itu.
Kejutan bagi 33 bayi yang lahir di tanggal 24 Agustus juga diberikan kepada orang tua yang melahirkan bayinya di sejumlah daerah. Tak hanya bantuan uang tunai sebesar Rp 5 juta, namun bingkisan perlengkapan bayi juga diberikan tim Kejutan 33 Bayi SCT...