
HUJAN deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, pada Senin (18/8) sore hingga malam hari, mengakibatkan banjir yang merendam puluhan rumah warga dan sejumlah fasilitas umum.
Kepala Desa Kalijeruk Kecamatan Kawunganten Yanto, mengatakan banjir mulai terjadi setelah hujan lebat turun sejak pukul 17.30 WIB hingga 22.30 WIB. Akibatnya, sedikitnya 98 rumah warga tergenang, ditambah luapan air dari Sungai Cibereum dan Sungai Kalijeruk. “Genangan banjir mulai surut pada Selasa (19/8) dini hari,” ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setyawan, menambahkan banjir juga merendam ruas Jalan Raya Kubangkangkung, khususnya di sekitar SPBU Kawunganten hingga Soto Kubangkangkung, dengan ketinggian air mencapai 20 sentimeter.
Selain itu, genangan juga terjadi di sejumlah titik lain, antara lain Jalan Raya Pasar Kawunganten, depan SMP Negeri 2 Kawunganten, Puskesmas Kawunganten, Jalan Kawunganten–Kalijeruk, Dusun Tegalanyar sebanyak 40 rumah dan pekarangan setinggi 50 cm, Jalan Kalijeruk–Cilemba setinggi 50 cm, serta Dusun Tanjungsari, Desa Mentasan, yang merendam sembilan rumah dan pekarangan hingga 20 cm.
“Secara umum, genangan air sudah surut sejak tengah malam. Saat ini kami masih melakukan pendataan terkait dampak kerusakan. Kami imbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan,” kata Budi.
Sementara Stasiun Meteorologi BMKG Tunggul Wulung Cilacap menyebut banjir tersebut dipicu oleh curah hujan tinggi di wilayah setempat. Kepala Kelompok Teknisi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, menjelaskan berdasarkan pantauan 24 jam terakhir hingga Selasa (19/8) pukul 07.00 WIB, curah hujan di Kawunganten dan Karangpucung tercatat mencapai 77 milimeter, sementara di Kampunglaut mencapai 75 milimeter.
Ia menerangkan, tingginya curah hujan dipengaruhi beberapa faktor atmosfer, antara lain nilai Dipole Mode Index (DMI) yang tercatat negatif 0,94. Kondisi ini berpengaruh terhadap meningkatnya intensitas hujan di Indonesia bagian barat. “Jika DMI negatif, curah hujan di Indonesia bagian barat cenderung meningkat,” jelasnya.
Selain itu, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) fase 3 di Samudra Hindia serta keberadaan bibit siklon tropis 90W di Samudra Pasifik timur Filipina juga turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.
“BMKG memperkirakan potensi hujan sedang hingga lebat masih dapat terjadi dalam tiga hari ke depan. Kami imbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor,” kata Teguh. (H-3)