Baku Hantam Warnai Pengungsian GOR Pandan(MI/Januari Hutabarat)
BAKU hantam terjadi di lokasi pengungsian korban banjir bandang dan longsor di Gedung Olahraga (GOR) Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, pada Sabtu (6/12) sekitar pukul 12.10 WIB. Insiden itu dipicu pelemparan sisa nasi yang nyaris mengenai bayi berusia lima hari.
Insiden Sisa Nasi dan Pemicu Emosi
Peristiwa bermula ketika sisa nasi diduga dilempar dari lantai dua gedung pengungsian dan mengenai bayi yang sedang digendong orang tuanya. Bayi tersebut merupakan anak pertama pasangan Yarman Mendrofa (29) dan Aliria Ndhara (31), warga Desa Sigiring-giring, Kecamatan Tukka, yang rumahnya hanyut terseret arus banjir bandang akhir November lalu.
Yarman menuturkan dirinya benar-benar kaget dan langsung mencari tahu siapa yang melempar sisa makanan tersebut. Upayanya bertanya justru dijawab dengan nada tinggi oleh seseorang yang tidak ia kenal.
“Saya tidak mengenal siapa yang melempar sisa nasi itu. Saat mengenai anak saya, saya hanya bertanya siapa pelakunya,” ujar Yarman kepada Media Indonesia.
Baca juga: Pemuda Tapanuli Tengah Tertimbun Longsor setelah Selamatkan Ayah yang Stroke
Yarman kemudian naik ke lantai dua untuk menemui orang yang diduga sebagai pelaku. Adu mulut tidak terhindarkan dan berujung perkelahian. “Emosi saya sudah tak tertahan. Kata-kata kasar dilontarkan, hingga akhirnya baku hantam terjadi,” tuturnya.
Perkelahian berhenti setelah beberapa pengungsi melerai. Tidak ada korban luka serius. Terduga pelaku disebut meninggalkan lokasi sesaat setelah kejadian dan belum dapat dimintai keterangan.
Permintaan Peningkatan Pengawasan
Yarman berharap aparat keamanan dan petugas pengungsian meningkatkan pengawasan untuk mencegah provokasi, serta memastikan rasa aman bagi seluruh pengungsi, khususnya perempuan dan anak-anak.
"Kami semua sudah cukup lelah dan trauma. Pengungsian seharusnya menjadi tempat aman, bukan malah memunculkan masalah baru," tegasnya.
Baca juga: Dua Korban Longsor Humbahas Sumut Ditemukan Tewas
Kisah Kelahiran di Tengah Bencana
Di balik insiden tersebut, tersimpan kisah pilu keluarga kecil Yarman. Bayi yang hampir terkena lemparan sisa nasi itu lahir di tengah situasi darurat pengungsian.
"Tanggal 26 November kami masuk pengungsian dalam kondisi istri saya hamil tua. Pada 1 Desember, istri saya mulai merintih ingin melahirkan. Petugas kemudian membawa kami ke RSU Pandan," tutur Yarman.
Sang bayi laki-laki lahir dengan selamat pada 2 Desember 2025. Namun, keluarga kecil ini kembali dipindahkan ke lokasi GOR Pandan pada 5 Desember. "Anak kami lahir di tengah bencana dan tekanan di pengungsian," katanya lirih. (JH/I-1)
.png)
3 days ago
1






















