Liputan6.com, Jakarta Penggunaan perhiasan emas oleh laki-laki telah lama menjadi topik perdebatan, terutama di kalangan masyarakat dengan latar belakang agama tertentu serta dari sudut pandang kesehatan. Emas, yang sering diasosiasikan dengan kemewahan dan status, ternyata memiliki pandangan yang melarang atau tidak menganjurkan penggunaannya bagi kaum pria.
Diskusi mengenai larangan ini tidak hanya terbatas pada aspek spiritual atau etika, melainkan juga merambah ke ranah ilmiah dengan berbagai klaim tentang dampak kesehatan. Banyak yang bertanya-tanya apakah ada dasar medis yang kuat di balik anjuran ini, ataukah semata-mata merupakan bagian dari ajaran tertentu. Untuk menjawabnya, penting untuk melihat bukti dan argumen dari kedua sisi.
Penelusuran ini akan membantu pembaca memahami secara lebih mendalam mengapa isu ini begitu relevan dan kompleks. Dari hadis-hadis Nabi Muhammad SAW hingga penelitian ilmiah modern, setiap aspek akan dikupas untuk memberikan gambaran yang utuh mengenai apakah benar laki-laki tidak disarankan pakai perhiasan emas.
Perspektif Agama: Larangan dalam Islam
Dalam ajaran agama Islam, terdapat larangan yang jelas bagi laki-laki Muslim untuk mengenakan perhiasan emas. Larangan ini didasarkan pada hadis-hadis sahih dari Nabi Muhammad SAW.
"Emas dan sutera dihalalkan bagi kaum wanita dari kalangan umat kami, dan diharamkan bagi kaum laki-lakinya." (HR. An-Nasa’i, bab Perhiasan 5148, Ahmad 19008-19013)
Hadis ini secara tegas menunjukkan bahwa emas tidak boleh digunakan sebagai perhiasan oleh laki-laki Muslim dalam bentuk apa pun, baik itu cincin, kalung, gelang, maupun jam tangan emas.
Larangan ini bukan sekadar aturan tanpa makna, melainkan memiliki tujuan yang lebih mendalam. Menurut hadis dari Rasulullah SAW, larangan ini bertujuan menghindari sifat kesombongan atau berlebihan (takabbur) pada diri laki-laki
Selain itu, dalam banyak budaya Islam, emas lebih identik dengan perhiasan wanita, sehingga larangan ini juga berkaitan dengan menjaga keseimbangan dan menghindari penyerupaan dengan wanita. Islam mengatur dengan jelas bahwa perhiasan emas hanya diperbolehkan bagi perempuan, sedangkan laki-laki dilarang menggunakannya.
Meskipun demikian, laki-laki diperbolehkan memakai perhiasan dari bahan lain seperti perak, yang dianggap lebih sesuai dengan ajaran Islam. Ada pengecualian dalam Islam untuk penggunaan emas jika ada kebutuhan medis yang mendesak, seperti untuk menambal hidung atau pengikat gigi.
Emas bagi Pria Menurut Sudut Pandang Medis
Migrasi Emas ke Tubuh
Selain alasan agama, beberapa sumber juga mengemukakan klaim adanya bahaya medis bagi laki-laki yang memakai emas, yang seringkali dikaitkan dengan fenomena "migrasi emas" dan dampak kesehatan lainnya.
Beberapa penelitian dan artikel populer mengklaim bahwa atom emas dapat menembus kulit dan masuk ke dalam aliran darah manusia. Para ahli fisika disebut telah menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia.
Jika laki-laki mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, atom emas ini disebut dapat terakumulasi dalam darah dan urine melebihi batas aman, sebuah proses yang dikenal sebagai "migrasi emas".
Di sisi lain, perempuan disebut tidak mengalami masalah ini karena adanya mekanisme alami seperti menstruasi yang membantu mengeluarkan partikel emas berbahaya dari tubuh. Beberapa sumber juga menyebutkan adanya lapisan lemak unik pada tubuh wanita yang tidak dimiliki laki-laki, yang berfungsi mencegah unsur senyawa atom emas masuk lebih dalam ke tubuh.
Dampak pada Kesuburan Pria
Beberapa sumber mengklaim bahwa senyawa emas yang masuk ke dalam tubuh dapat memengaruhi sistem reproduksi pria. Senyawa dari emas yang masuk ke dalam tubuh juga bisa menjadi salah satu penyebab kemandulan pada pria,.
Penyebab utamanya adalah penurunan fungsi kinerja testis.sehingga menyebabkan menurunnya produksi sperma yang akan membuahi sel telur pada wanita. Klaim ini mencakup penurunan produksi sperma, gangguan motilitas sperma, dan bahkan kerusakan DNA sperma, yang semuanya dapat berkontribusi pada infertilitas pria.
Pengaruh pada Sel Darah dan Sistem Saraf
Beberapa artikel menyebutkan bahwa penggunaan emas oleh laki-laki dapat menyebabkan ketidakseimbangan sel darah. Ketika seorang pria menggunakan emas, jumlah sel darah putih dalam tubuhnya meningkat, dan sebagai hasilnya, jumlah sel darah merah menurun. Ketidakseimbangan ini menyebabkan individu mengalami anemia.
Selain itu, emas juga diklaim dapat berdampak negatif pada sistem saraf otak bahkan berpotensi memicu kejang bagi penderita epilepsi.
Pandangan Ahli Kesehatan
Para ahli kimia dan fisika umumnya menyatakan bahwa emas adalah logam yang sangat inert (tidak reaktif) secara kimiawi. Emas adalah salah satu logam paling inert yang ada, sehingga tidak ada efek saat memakainya karena tidak akan terserap ke kulit seperti logam lain (Quora, 2025). Ini berarti emas padat tidak mudah diserap oleh kulit atau bereaksi dengan tubuh dalam jumlah yang signifikan hanya dengan kontak kulit.
Banyak ahli dan diskusi ilmiah menunjukkan bahwa klaim tentang bahaya emas bagi kesehatan pria, seperti Alzheimer atau kemandulan, belum didukung oleh penelitian ilmiah yang kuat dan teruji secara luas.
Beberapa penelitian awal mungkin menunjukkan korelasi atau efek pada tingkat nanopartikel emas, namun ini seringkali memerlukan studi lebih lanjut untuk mengkonfirmasi relevansinya dengan pemakaian perhiasan sehari-hari.
Satu-satunya risiko kesehatan yang diakui secara luas terkait pemakaian perhiasan emas adalah reaksi alergi, terutama jika emas dicampur dengan logam lain seperti nikel. Jika emas dicampur dengan nikel, seperti yang kadang terjadi pada emas putih, ini bisa berbahaya, karena memakai nikel bisa sangat beracun.
Alergi nikel dapat menyebabkan iritasi kulit, ruam, dan gatal. Namun, ini berlaku untuk siapa saja yang alergi terhadap nikel, tidak spesifik untuk pria atau emas itu sendiri.