Liputan6.com, Jakarta Drama psikologis yang disutradarai oleh Lucky Kuswandi, A Normal Woman, telah dirilis pada 24 Juli 2025 di Netflix. Filmnya mengangkat tema-tema mendalam yang akrab dengan kehidupan, mulai dari seperti tekanan sosial, luka batin, serta pencarian jati diri yang dialami oleh perempuan modern.
Dalam film ini, penonton diajak menyelami kehidupan Milla (Marissa Anita), seorang sosialita yang kehidupannya tampak sempurna bersama sang suami (Dion Wiyoko). Namun ia terjebak dalam tekanan dari lingkungan sekitar, termasuk mertua yang dominan. Liliana (Widyawati).
Milla terus berpura-pura bahagia, sampai suatu saat, ia menyadari ada yang salah dengan dirinya. Ia kerap merasa gatal yang menyengat di leher, terteror pecahan kaca, dan kerap dihantui bayangan seorang perempuan penuh darah.
Tak hanya plot di atas layar, kisah di belakang layar film A Normal Woman pun menarik untuk disimak. Apa saja?
1. Pelajaran Hidup yang Diambil Marissa Anita
Dalam keterangan tertulis dari Netflix, Marissa Anita menceritakan bahwa ia membentuk karakter Milla dari diskusi dengan sang sutradara, Lucky Kuswandi. Ia juga membaca buku The Myth of Normal karya Gabor Maté dan Daniel Maté, serta merefleksikan pengalaman hidupnya sendiri.
Dari perjalanan menghidupkan karakter Milla, ada pelajaran hidup yang didapat Marissa Anita. “Setelah menjalani dan hidup bersama Milla sebelum dan selama syuting, dia mengajarkan saya tentang pentingnya autentisitas,” kata Marissa.
2. Dion Wiyoko Pertampan Diri
Dion Wiyoko menyebut bahwa tantangan terbesar yang mesti ia hadapi dalam film ini, justru dari segi fisik.
"Saya harus membentuk tubuh supaya terlihat lebih toned, karena Jonathan adalah orang yang sangat memperhatikan penampilan. Jadi tubuhnya harus terlihat rapi dan terawat," tuturnya.
Ia menambahkan, "Saya harus mulai dari hal kecil seperti threading alis, waxing ketiak, sampai gaya berpakaian dan cara berdandan yang semuanya serba rapi. Persiapan fisik ini dimulai sejak akhir Januari 2024 dan saya langsung masuk gym."
3. Perbedaan Widyawati dengan Liliana
Widyawati menjelaskan, Liliana adalah karakter yang menciptakan jarak dengan sang menantu, Milla. Hal ini rupanya berbanding terbalik dengan dirinya.
"Bagi saya pribadi dalam pernikahan itu dua keluarga menjadi satu kesatuan, dan menantu saya anggap anak sendiri. Masalah dia adalah masalah bersama, harus bisa kami selesaikan bersama,” ujar sang aktris senior.
4. Angel yang Relatable untuk Mima
Mima Shafa rupanya merasa sangat terkait dengan karakter yang ia perankan dalam film ini, Angel. "Lucunya, aku langsung tertawa waktu baca character background-nya. Karena reaksiku adalah: 'Lah, ini mah gue'," ujarnya.
Ia terkenang, saat ia seusia dengan Angel, ia kerap mengalami hal serupa karakternya ini.
"Waktu aku seusia dia aku juga sering banget dibandingkan sama ibuku, yang kalau dilihat dari beauty standard Indonesia ya memang masuk banget: kulit putih, kurus, anggun. Pada masa-masa aku seumuran Angel, puberty wasn’t an easy start for me,"tutur putri Mona Ratuliu tersebut.
5. Gisella di Ranah Abu-Abu
Gisella Anastasia menyebut karakter dalam A Normal Woman dibentuk dengan masuk akal. ”Kalau terkesan jahat, pasti mereka punya alasannya," tuturnya. Hal ini berlaku juga untuk karater Erika, yang berada di ranah abu-abu.
"Untuk saya yang belajar dengan cukup keras di kehidupan asli, saya jadi belajar tidak menghakimi Erika yang pasti melalui kehidupan yang keras dan menginginka...