
SEBANYAK 17 sekolah di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur saat ini tengah menjalani rehabilitasi (rehab) fisik. Total anggaran untuk rehabilitasi sekolah tersebut mencapai Rp35 miliar pada tahun anggaran 2025.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata, Wenseslaus Ose Pukan menjelaskan rehabilitasi sekolah tersebut sempat tertunda lantaran perbaikan sekolah yang biasanya bersumber dari Dana DAK Fisik ditiadakan menyusul kebijakan efisiensi.
Namun, kata Wenseslaus, Pemerintah pusat membuka keran perbaikan infrastruktur pendidikan melalui pos Anggaran DAK Spesisik Grand. "Kami usulkan kembali rehab sekolah pada Tahun Anggaran 2026. Puji Tuhan Pemerintah meloloskan 17 sekolah masuk program revitalisasi pendidikan/sekolah senilai Rp19,3 miliar. Tahun anggaran 2026 ini kita dapat 17 sekolah, 8 SD, 8 SMP dan 1 TK," ujarnya kepada Media Indonesia, Minggu (17/8).
"Proyek sudah jalan. Sedang proses keuangan dari kementrian ke rekening sekolah. Dinas hanya mengetahui dan melakukan monitoring. Sekolah bertanggung jawab penuh dengan melibatkan masyarakat, pemerintah desa dan komite sekolah," ujar Wenseslaus.
Sekolah yang sedang menjalani proyek fisik sekolah dan isinya, untuk TK yakni TK Negeri 1 Nagawutun. Untuk sekolah dasar yakni SDK Belang, SDK Lewoeleng, SDK Buriwutung, SDK Baopukang, SDI Posiwatu, SDK Lodotofokowa, SDN Alap Atadei, dan SDN Waipei (sekolah yang terbakar).
Sementara itu, untuk SMP yakni, SMPN 5 Lebatukan, SMPN 2 Atadei, SMPN 2 Ile Ape Timur, SMP Swastika Anugerah Kasih, SMP swasta st. Gregorius, SMPN Satap Ile Wutung, SMPS Sudi Mampir Buriwutung, dan SMPS Swastika Lewoleba.
Wenseslaus mengingatkan seluruh kepala sekolah untuk menjalankan proyek tersebut sesuai petunjuk teknis agar terhindar dari masalah hukum. (E-2).